“Impactnya 3 tahun terakhir kami tidak lagi merekrut karyawan, karena shifting ke digital. Kami juga mengoptimalkan resource yang ada dengan menggabungkan beberapa fungsi. Dengan melakukan hal tersebut beban personil juga terus menurun dari yang awalnya pada tahun 2019 sebesar 66 persen, saat ini turun menjadi 60 persen dan target kami di tahun 2026 akan turun sampai 55 persen. Hal ini membuktikan bahwa teknologi sudah mengambil alih proses klaim,” ungkap Faizal.
Data menunjukan setiap tahun utilisasi penggunaan aplikasi JMO mengalami peningkatan yang signifikan. Pada awal launching di tahun 2021 jumlah klaim JHT melalui JMO baru sebanyak 15,2 persen dan saat ini sudah menyentuh angka 72 persen. Dengan kata lain hanya menyisakan kurang lebih 20 persen klaim yang diproses di kantor cabang.
Tampilan aplikasi JMO tidak hanya berisikan informasi mengenai 5 program, Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Pensiun (JP), Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) tetapi juga menampilkan value added services, seperti informasi mengenai perumahan pekerja, dana siaga, streaming, e-wallet, belanja, promo dan investasi.
“Ke depan kita akan lakukan pengembangan – pengembangan lagi di mana penggunaan Artificial Intelligence (AI) sangat kami butuhkan untuk membantu proses verifikasi klaim sehingga akan lebih efisien. Penggunaan AI ini juga termasuk contact center kami yang menggunakan chat berbasis AI,” tutup Faizal.(chm)
Load more