"Dan menghasilkan margin of error ±2,57% pada tingkat kepercayaan 95%. TBRC menggunakan metode survei wawancara tatap muka langsung dengan responden sehingga kevalidannya dapat lebih dipertanggungjawabkan," ucapnya.
Terkait hasil survei TBRC tersebut, pengamat politik NU Rikal Dikri menilai, hal itu menunjukkan bahwa petahana dinilai masyarakat kurang meyakinkan.
Bahkan, posisi petahana Isran Noor-Hadi Mulyadi dianggap ‘berbahaya’ karena ketidakpercayaan masyarakat yang cukup tinggi.
Ketidakperkasaan pasangan petahana ditunjukkan melalui simulasi elektabilitas yang kalah dari pasangan Rudy Mas'ud-Seno Aji. Sehingga elektabilitas yang kurang meyakinkan ini membuat petahana berpotensi tumbang sekaligus menjadi alarm bahaya bagi mereka.
Menurut Rikal, faktor utama yang menyebabkan posisi petahana tidak kuat dalam temuan survei TBRC adalah persepsi masyarakat tentang keberhasilan dan kepuasan terhadap kinerja Isran Noor-Hadi Mulyadi yang berada di bawah 50%.
"Ini merupakan persepsi yang tergolong rendah. Approval rating petahana jauh di bawah 70%, tentu akan berdampak buruk terhadap elektabilitasnya," ujar Rikal.
Rikal mengatakan, dalam survei ini rendahnya elektabilitas petahana juga menggambarkan perlawanan dan kemuakan oleh para Ibu-Ibu Rumah Tangga di Kalimantan Timur kepada petahana atas masalah pendidikan yang tak kunjung tuntas.
Di mana, sambungya, masalah-masalah di dunia pendidikan yang sebenarnya sudah sering dilaporkan ke pemerintah provinsi. Tapi tak kunjung ada peyelesaiannya seperti biaya bersekolah yang dinilai terlampau mahal.
Load more