Adapun bedah rumah tersebut dilaksanakan selama dua bulan dengan biaya sebesar Rp 72,9 juta dari para donatur se-Kecamatan Kelapa Gading untuk membedah rumah Zailani dan Asnah agar layak huni dan tidak kebanjiran lagi. Kegiatan itu juga disebut mendapat dukungan luar biasa dari masyarakat sekitar.
Asnah mengaku senang dan terharu rumahnya dipugar total. Tembok dindingnya yang miring dirobohkan lalu dibangun kembali. Lantainya dibuat lebih tinggi, karena ditimbun dari dinding batu bata lama yang dirobohkan. Kini Asnah dan Jaelani bisa tidur di rumah dengan tenang saat hujan turun.
Sewaktu rumah belum dibedah, Asnah khawatir atap rumah yang ditinggali bersama lima cucunya itu bisa roboh karena tembok-tembok yang sudah miring.
Asnah mengatakan sudah pernah mencoba membedah rumahnya sendiri. Tapi hanya bagian atap yang bisa dia betulkan sendiri karena terkendala dana.
"Sudah habis uang saya, daripada kebocoran terus. Pas lagi jualan nasi uduk, pada bocor. Ya sudah pas saya dapat rezeki, saya kumpulkan sehari-hari buat membetulkan atap," kata Asnah.
Asnah sehari-hari berjualan nasi uduk untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama suaminya Jailani, yang bekerja sebagai hansip di kelurahan dengan pendapatan Rp800 ribu per bulan.
Karena itu, ia amat bersyukur serta berterima kasih kepada TNI-Polri, RT/RW, dan para donatur yang membantu meringankan bebannya.
Load more