tvOnenews.com - Indikasi masyarakat Indonesia sudah familiar dengan dunia digital tercermin dari pengguna internet yang mencapai lebih dari 221 juta, dan 191 juta pengakses media sosial. Meski begitu, banyak pengguna internet yang belum memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi itu untuk aktivitas positif secara optimal.
Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara, di Kabupaten Minahasa Selatan, Selasa (17/9).
Eko menegaskan, media sosial (medsos) bekerja dengan algoritma yang dapat membahayakan. Algoritma akan menawarkan semakin banyak konten serupa. Algoritma di medsos bisa menjadi malapetaka jika kita terus didera oleh konten-konten tertentu.
”Kita perlu waspada beraktivitas di dunia digital. Sikap positif dengan menyebarkan konten yang baik akan membuat algoritma yang ditawarkan medsos bersifat positif,” jelas Eko Pamuji dalam diskusi yang dipandu moderator Azka Said itu.
Dalam diskusi online bertajuk ”Pemanfaatan Internet untuk Menyebarkan Konten Positif”, Eko menambahkan, media sosial juga memiliki sifat yang dikenal dengan ”echo chamber” atau ruang gema sebagai dampak algoritma medsos. Di sini, seseorang menemukan ide-ide mereka didukung dan digaungkan oleh individu lain yang berpikiran sama.
”Waspada jebakan algoritma dalam echo chamber berbahaya. Perluas jangkauan pertemanan dengan yang tidak satu gagasan atau sepemikiran. Akses aneka media dan informasi, bukan hanya yang sepemikiran saja, dan bersikaplah kritis,” tegas Eko Pamuji di hadapan pelajar peserta diskusi yang mengikuti acara dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah.
Sejumah sekolah menengah yang menggelar nobar diskusi online di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan dan sekitarnya kali ini, antara lain: SMPN 1 dan SMPN 2 Amurang, SMPN 1 Tareran, SMPN 2 Sinonsayang, SMAN 1 Tenga, SMPN 1 Maesaan, dan SMPN 2 Tatapaan.
Dari sudut pandang berbeda, Sekretaris Yayasan Pendidikan Cendekia Utama Meithiana Indrasari meminta pelajar untuk meningkatkan kompetensi kecakapan digital. Kecakapan itu sangat dibutuhkan untuk dapat membedakan konten berbahaya dan konten positif yang bermanfaat.
Load more