”Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus mendasari aktivitas menjelajah, mencari hiburan, sosialisasi, bermain, transaksi, beropini, dan membuat konten digital,” jelas Femikhirana Widjaja.
Sementara, Kepala Seksi Pengawas SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Sumatera Barat Elvanis Rosalinda berharap para pelajar selalu menerapkan etika di ruang digital.
”Contoh etika digital, menghargai privasi orang lain, berbicara dengan sopan, tidak menyebar hoaks, menghormati hak cipta, menghindari cyberbullying, menggunakan identitas asli, menjaga keamanan akun, menghindari plagiarisme, dan berpartisipasi positif,” rinci Elvanis Rosalinda.
Untuk diketahui, nobar diskusi seperti digelar di Kota Sijunjung, Sawahlunto, dan Dharmasraya, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more