Dari sudut pandang berbeda, dosen Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU) Deny Yudiantoro menambahkan, beberapa tips menjaga jejak digital, di antaranya tidak menyebar hoaks, tidak asal posting, stop cyberbullying, dan tidak posting konten yang sensitif.
”Agar terhindar dari bahaya jejak digital, posting hal positif seperti prestasi, hindari posting data diri (identitas pribadi), hapus komentar buruk di media sosial, pikirkan sebelum posting, dan hindari menghujat, menghina, dan melecehkan,” rinci Deny Yudiantoro.
Sementara, dosen Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Universitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo M. Adhi Prasnowo menegaskan, agar pengguna digital melakukan tindakan penyaringan informasi sebelum membagikannya (sharing).
”Hoaks dapat diidentifikasi dari penggunaan kata-katanya yang janggal, persuasif dan memaksa, judul berita provokatif. Selain itu, sumber berita kurang familiar, penggunaan huruf besar dan tanda seru, isinya opini seseorang dan bukan fakta, serta domain situs dan URL tidak benar,” pungkas M. Adhi Prasnowo.
Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Load more