”Misalnya, tidak berkeluh kesah tentang hidup, membuka aib diri sendiri atau kerabat, mengunggah konten kekerasan, maupun informasi yang belum jelas kebenarannya (hoaks),” pungkas La Ode Mu’jizat di hadapan peserta diskusi.
Dari sudut pandang berbeda, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Baubau Eko Prasetya menambahkan, kebebasan berekspresi di media sosial harus didasari dengan sikap kritis dan mau berpikir sebelum melakukan tindakan di media sosial.
”Berpikir sebelum sharing (membagikan) sesuatu, berpikir sebelum memposting, dan berpikir sebelum mengklik sesuatu di media sosial,” tegas Eko Prasetya.
Sementara, pegiat literasi digital Yusran Razikun mengingatkan peserta diskusi bahwa dunia digital merupakan dunia masa depan. Untuk itu, pelajar diminta meningkatkan kecakapan digital dengan belajar mandiri, berkreasi, dan berinovasi serta membangun jejaring sosial.
”Kecakapan digital adalah kunci sukses di era digital. Manfaatkan teknologi dengan bijak, waspada terhadap ancaman, dan teruslah belajar dan berkembang,” pungkas Yusran Razikun.
Untuk diketahui, diskusi luring pada peluncuran bulan baca di Perpustakaan Umum Daerah Kota Baubau, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Load more