tvOnenews.com - Gerakan 30 September atau yang dikenal sebagai G30S/PKI merupakan salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia.
Di balik peristiwa yang memakan korban para jenderal militer itu, terdapat sosok yang disebut sebagai “mastermind” yakni Sjam Kamaruzaman.
Ia bukanlah sosok yang sering muncul ke publik, melainkan seorang pria misterius dengan banyak nama samaran yang hingga kini masih menyisakan teka-teki.
Sjam Kamaruzaman adalah salah satu tokoh kunci dalam peristiwa G30S/PKI.
Berbeda dengan tokoh lain yang terlibat dalam gerakan tersebut, seperti DN Aidit atau Letkol Untung, Sjam tidak begitu dikenal publik saat itu.
Namanya mulai mencuat setelah peristiwa G30S, ketika pemerintah dan tentara mulai melakukan penyelidikan atas keterlibatannya dalam gerakan tersebut.
Sjam lahir pada 30 April 1924 di Tuban, Jawa Timur. Ia bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Dalam struktur PKI, Sjam dikenal sebagai tokoh yang berperan di bawah tanah, memimpin unit khusus dalam partai yang bernama Biro Khusus.
Biro ini dibentuk untuk menjalin komunikasi rahasia dengan militer, terutama di kalangan perwira-perwira yang berhaluan kiri atau simpatisan PKI.
Peran Sjam dalam PKI begitu vital, namun sangat rahasia.
Bahkan dalam lingkaran internal PKI sendiri, keberadaan Biro Khusus dan Sjam sering kali tidak diketahui oleh banyak kader PKI lainnya.
Sjam memegang peranan penting sebagai penghubung antara PKI dengan para perwira militer yang kemudian terlibat dalam peristiwa G30S.
Salah satu hal yang membuat sosok Sjam Kamaruzaman begitu misterius adalah banyaknya nama samaran yang ia gunakan.
Dalam berbagai kesempatan, Sjam sering kali menyembunyikan identitasnya dengan menggunakan nama-nama lain seperti Kamaruzaman, Sjam Kahar, dan Abdul Rahman.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa pria dengan berbagai nama ini adalah orang yang sama.
Banyaknya nama samaran yang ia gunakan menunjukkan betapa licinnya Sjam dalam menjaga kerahasiaan identitasnya.
Bahkan saat ditangkap setelah peristiwa G30S, Sjam sempat mencoba mengelabui petugas dengan menggunakan nama samaran lain, meskipun akhirnya identitas aslinya terungkap.
Sebagai pimpinan Biro Khusus, Sjam menjadi tokoh kunci dalam perencanaan dan pelaksanaan G30S.
Biro ini bertanggung jawab untuk mengoordinasikan para perwira militer simpatisan PKI yang terlibat dalam gerakan tersebut.
Sjam berperan sebagai penghubung antara DN Aidit, Ketua PKI, dengan militer, terutama dalam merancang strategi dan taktik untuk menguasai kekuasaan lewat kudeta.
Sjam juga dikenal sebagai sosok yang memiliki hubungan dekat dengan Letkol Untung, komandan pasukan yang memimpin penculikan dan pembunuhan para jenderal pada malam G30S.
Namun, di balik layar, Sjam dianggap sebagai otak utama yang menggerakkan roda peristiwa tersebut.
Brigjen Suparjo dalam sebuah surat rahasia yang coba ia selundupkan ke penjara Marsekal Omar Dhani sekitar akhir November 1966.
Ia mengatakan, operasi militer G30S PKI gagal karena ketidakjelasan siapa sesungguhnya pemimpin operasi.
Menurut Suparjo, seharusnya operasi itu berada di satu tangan, yaitu Letkol Untung, sebagai sosok yang punya latar belakang militer.
“Karena yang menonjol ketika itu adalah gerakan militer, maka sebaiknya komando pertempuran diserahkan saja kepada kawan Untung dan kawan Sjam bertindak sebagai komisaris politik. Atau sebaliknya, kawan Syam memegang komando tunggal sepenuhnya." jelas Suparjo.
Menurut beberapa laporan, Sjam turut merencanakan langkah-langkah untuk menjatuhkan pimpinan militer yang dianggap sebagai penghalang ambisi PKI untuk merebut kekuasaan.
Meskipun demikian, setelah peristiwa G30S, Sjam tampak menghilang dari radar.
Penyelidikan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru kemudian berhasil menangkap Sjam, dan dalam persidangan ia mengaku terlibat dalam gerakan tersebut.
Namun, banyak pertanyaan yang tetap belum terjawab, terutama terkait sejauh mana peran Sjam dalam G30S dan apakah ia bertindak atas perintah DN Aidit atau memiliki agenda pribadi.
Meski Sjam telah dihukum mati pada tahun 1986, banyak misteri terkait dirinya yang masih belum terungkap sepenuhnya.
Salah satu hal yang masih menjadi pertanyaan adalah motif sebenarnya di balik tindakan Sjam dan sejauh mana ia berperan dalam peristiwa G30S.
Beberapa teori konspirasi mencuat, menyebutkan bahwa Sjam mungkin bekerja bukan hanya untuk PKI.
Tetapi juga untuk kekuatan asing atau kelompok lain yang memiliki agenda tersembunyi di balik peristiwa tersebut.
Selain itu, hingga kini masih ada spekulasi mengenai peran Sjam dalam hubungan antara PKI dan militer.
Sebagai pimpinan Biro Khusus, ia memiliki akses langsung ke jaringan perwira militer.
Namun pertanyaannya adalah apakah Sjam bergerak sepenuhnya atas inisiatif PKI atau ada pihak lain yang terlibat.
Fakta bahwa banyak anggota PKI sendiri yang tidak mengetahui keberadaan Biro Khusus menunjukkan betapa rahasianya organisasi yang dipimpin Sjam. (adk)
Load more