Jakarta, tvOnenews.com - Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Pungkas Bahjuri Ali menjelaskan sejumlah target Sustainable Development Goals (SDGs), yang sudah tercapai saat ini dan masih harus dikejar.
Saat ini, capaian SDGs di Indonesia sebesar 62,5 persen dari 222 indikator SDGs yang telah on track, dan masih terdapat 29,5 persen indikator yang off track karena stagnan, bahkan memburuk.
Beberapa target yang telah tercapai cukup baik berkaitnan dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka, rasio gini, indeks kualitas udara yang membaik,sertperempuan usia kawin pertama di bawah umur 18 tahun atau nikah muda kian berkurang.
Namun, beberapa indikator yang tertinggal menurut Bahjuri Ali ialah akses terhadap sanitasi aman belum memadai karena masih banyak rumah tangga buang air besar sembarangan.
Kemudian banyak penduduk dewasa tak mendapatkan pendidikan formal, akibatnya cukup perlu untuk diberikan akses ke perguruan tinggi terutama bagi kelompok perempuan dan rentan, pendidikan vokasi untuk mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja, hingga inovasi pembelajaran jarak jauh dan teknologi dalam rangka menutupi kesenjangan pendidikan antara kota dengan desa.
Lalu tingkat pengangguran tinggi dan mayoritas dari kalangan pemuda kelas menengah di perkotaan meskipun sekarang ini telah dibuka 5,26 juta lapangan kerja baru dalam beberapa tahun terakhir.
"Di kota itu jauh lebih tinggi, dua kali lipat dibanding dengan di desa, yang mungkin terkait dengan jenis pekerjaannya. Nah, hal-hal yang diperlukan antaranya adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja, khususnya untuk mikro informal yang jumlahnya semakin besar, semakin tahun jadi tantangan besar. Kemudian, meningkatkan produktivitas dari lapangan kerja yang ada. Berikutnya adalah pentingnya program pelatihan vokasi dan kebijakan tenaga kerja yang mendukung kewirausahaan muda, sebagai contoh antara lain adalah akses terhadap layanan finansial, karena baru 63 persen UMKM (usaha mikro kecil menengah) yang punya akses terhadap layanan finansial," ujar Bahjuri.
Soal industri, inovasi, dan infrastruktur, masih ada beberapa tantangan yang cukup besar meskipun sudah meunjukkan kemajuan yang cukup baik. Diantaranya adalah proporsi tenaga kerja pada sektor industri manufaktur yang belum ideal atau hanya sebesar 20,39 persen.
Maka dari itu, perlu dilakukan adanya inovasi lebih lanjut dengan teknologi bersih serta teknologi hijau untuk meningkatkan daya saing global, di antaranya lewat peningkatan produktivitas dan investasi di bidang teknologi, serta pelatihan keterampilan transformasi industri.
"Ke depan seperti apa? Kami sudah membuat namanya Peta Jalan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2023-2030, ini dapat diakses melalui website. Peta jalan ini menceritakan tentang proyeksi ke depan seharusnya seperti apa, jika kita seperti ini saja ekspornya, atau kalau kita optimis seperti apa," katanya.
Bahjuri Ali meyakini bahwa pihaknya sudah melakukan proyeksi sampai 2030 dan proyeksi sampai tingkat provinsi.
"Harapannya, dari pemda (pemerintah daerah) dapat melihat target-target SDGs di sini karena target yang di sini sudah selaras dengan target-target RPJMN (rencana pembangunan jangka menengah nasional) dan RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah nasional)," pungkasnya. (ant/nsp)
Load more