Jakarta, tvOnenews.com - Polisi mengungkap fakta baru dibalik tewasnya mahasiswi berinisial E (18) usai lompat dari lantai 6 kampus Universitas Tarumanegara, Jakarta Barat, pada Jumat (4/10/2024).
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Syahduddi mengungkapkan bahwa catatan berbahasa mandarin yang ditemukan saat kejadian ternyata merupakan lirik lagu yang ditulis korban.
“Bahasa mandarin ternyata setelah di cek sama pihak keluarganya itu berisi lirik lagu-lagu mandirin,” kata Syahduddi, di Polres Metro Jakarta Barat, pada Selasa (8/10/2024).
Sementara itu, atas penemuan ini, Syahduddi menegaskan catatan tersebut tidak ada kaitannya dengan curahan hati korban.
“Ya, pokoknya dari pengakuan keluarga korban itu setelah di-translate itu ini lirik lagu mandarin yang ditulis oleh korban. Jadi, nggak ada kaitan dengan curhatnya korban atau mungkin keluhan korban dengan tulisan tuh nggak ada,” tegas Syahduddi.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Grogol Petamburan AKP Aprino mengatakan korban mengalami luka parah di bagian kepala.
Aprino memaparkan dari hasil pemeriksaan awalnya, pihaknya menyebut ada dugaan korban mengalami tekanan mental.
Pasalnya, dia teramati kamera pengawas CCTV sedang sendirian cukup lama.
“Kami sudah memeriksa rekaman CCTV dari pagi hingga malam di lokasi kejadian. Dari hasil pengamatan tampak korban berada sendirian saat kejadian,” kata Aprino, Sabtu (5/10/2024).
Adapun saksi mata atau sekuriti menyebutkan korban tampak ingin melompat dari lantai tersebut.
Aprino mengatakan pihaknya juga mendapati catatan korban yang ditulis dalam bahasa Mandarin.
“Kami tidak menemukan surat atau catatan yang mengindikasikan niat bunuh diri. Meskipun demikian, kami menemukan catatan di buku milik korban yang menggunakan bahasa Mandarin. Isinya tampak seperti curahan hati meskipun tidak secara langsung menyatakan niat untuk mengakhiri hidup,” katanya.
Pihaknya pun berkoordinasi dengan pihak kampus dan teman-teman korban, namun mereka menyebut belum mengetahui secara pasti penyebab tekanan yang dialami oleh korban.
“Tidak ada indikasi dari keterangan teman-temannya atau pihak kampus yang menunjukkan adanya masalah serius. Korban tampaknya menyimpan banyak beban emosional, namun tidak ada yang dapat menjelaskan lebih lanjut tentang hal itu,” terangnya.
Terkait desas-desus di media sosial yang menyebutkan korban diduga bunuh diri gara-gara skripsi, pihak kampus membantahnya. Pasalnya, mahasiswa Untar ini diketahui masih semester 1 atau belum skripsi.
"Info tersebut tidak betul ya," ujar Kahumas Untar Paula T. Anggarina. (ars/lgn)
Load more