Jakarta, tvOnenews.com - Kusumayati, ibu yang digugat anak kandungnya terkait pemalsuan tanda tangan dalam surat keterangan waris, mengikuti sidang pembacaan tuntutan.
Dalam Persidangan kali ini Rabu (9/10/2024), agenda pembacaan tuntutan Jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat tidak Hadir dalam persidangan, Namun pembacaan tuntutan dibacakan oleh JPU dari pihak Kejakasan Negeri Karawang.
JPU menuntut pidana terhadap terdakwa Kusumayati dengan pidana penjara selama sepuluh (10) bulan dengan masa percobaan selama satu tahun.
Dalam pembacaan sidang tuntutan Kusumayati, JPU membacakan tuntutan. Kurang lebih 45 Menit hanya membacakan Poin poin terkait dakwaan tentang dugaan pemalsuan tanda tangan ,yang didakwakan dalam pasal 266 KHUP. Hal hal Dalam tuntutan JPU yang anggap memberatkan adalah, Kusumayati dinilai tidak mengakui perbuatannya, JPU menutut menyakatan terdakwa Kusumayati telah terbukti secara sah dan menyakin bersalah melakukan tindak pidana dan menyuruh suatu keterangan palsu dalam suatu keterangan data otentik sebagaimana dalam pasal 266 KHUP.
Penasehat hukum Kusumyati, Nyana Wangsa mengaku agak bingung terkait menanggapi tuntutan jaksa, karena apa yang di uruaikan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) khususnya mengenai pembuatan akte, keterlibatan dari terdakwa Kusumayati itu sama sekali tidak ada, karena sesuai fakta yang diungkap dalam persidangan bahwa itu semua akte yang dibuat oleh notaris.
“Itu notaris yang membuatnya, sedangkan Kusumyati tidak pernah menghadap ke Notaris. Ada kamera rekamnnya dalam persidangan itu," ucap Nyana Wangsa.
Menurut Nyana Wangsa, JPU dianggap memberikan keterangan tidak tepat, dalam surat dakwaan tuntutan tersebut menyatakan bahwa itu semua yang menandatangi adalah Kusumyati.
Load more