tvOnenews.com - Era teknologi digital membuat hampir seluruh aktivitas kehidupan selalu terhubung dengan internet. Namun, tidak semua pengguna menyadari, aktivitas tersebut akan meninggalkan rekam jejak digital yang perlu diwaspadai. Memahami konsep rekam jejak digital dan mengelolanya dengan bijak adalah kunci untuk menjaga keamanan dan privasi kita di dunia digital.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesisir Selatan Salim Muhaimin mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Pesisir Selatan, Selasa (15/10).
Dalam diskusi online bertajuk ”Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”, Salim mengatakan, aktivitas kita di internet, media sosial, dan perangkat digital, membentuk jejak digital yang terekam secara permanen. Jejak digital dapat mengungkap informasi pribadi dan kebiasaan kita yang dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
”Rekam jejak digital dapat memengaruhi masa depan kita, seperti pekerjaan, reputasi dan hubungan sosial. Memahami dan mengelola rekam jejak digital secara bijak merupakan tantangan yang harus dihadapi di era digital ini,” jelas Salim Muhaimin dalam diskusi virtual yang dipandu moderator Yoga itu.
Rekam jejak digital yang merupakan kumpulan data dan informasi yang dihasilkan dari aktivitas kita di dunia digital, menurut Salim, bisa berasal dari e-mail yang kita kirimkan, postingan di media sosial, riwayat pencarian di web, transaksi belanja online, dan lainnya.
”Risiko jejak digital yang perlu diwaspadai, yaitu penyalahgunaan data informasi pribadi oleh orang tidak bertanggung jawab, reputasi digital tentang diri kita, hingga serangan siber. Rekam jejak digital dapat menjadi target dari peretas, hacker, dan pihak yang berniat jahat untuk mendapatkan akses ke informasi sensitif,” terang Salim Muhaimin di hadapan siswa yang mengikuti acara diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Pesisir Selatan kali ini, yakni: SMPN 3 Painan, SMPN 1 Tarusan, SMPN 2 dan SMPN 3 Jurai, SMP Arrisalah 2 Airpura, SMPN 4 Bayang, SMPN 9 Koto Tarusan, SMPN 2 dan SMPN 3 Batang Kapas, SMP IT Rabbani, SMPN 1, SMPN 7 dan SMPN 8 Sutera, SMPN 2 Lunang, dan SMPN 2 Ranah Ampek.
Senada, praktisi dan konsultan IT Mahir Institut Partner Ardiansyah menegaskan, rekam jejak digital di internet bisa berupa data pribadi (nama, alamat, nomor telepon), aktivitas online (riwayat pencarian, laman yang didatangi, klik, pembelian), informasi akun (username, password) maupun dari konten yang dibagikan (foto, video, postingan, komentar).
”Dampak positif rekam jejak digital, di antaranya: personalisasi layanan, rekomendasi produk, kemudahan akses informasi, dan reputasi baik. Sedangkan dampak negatifnya: risiko privasi (data bocor), penipuan dan phising, profiling dan iklan yang tidak diinginkan, serta reputasi jelek,” jelas Ardiansyah.
Sementara, menurut CEO PT Elok Prima Asia Erlan Primansyah, salah satu rekam jejak digital negatif yang harus dihindari pengguna ialah turut membuat dan menyebarkan berita palsu (hoaks). Ciri hoaks, biasanya berupa pesan berantai dan berulang-ulang dikirimkan, mengaku dari institusi resmi, dan meminta untuk disebarkan.
”Bila menerima berita berciri hoaks, lakukan kroscek sesuai isi berita. Kroscek ke situs web resmi, kroscek ke orang yang berkompeten, menghapus, dan tidak ikut menyebarkannya,” rinci Erlan Primansyah.
Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kabupaten Pesisir Selatan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more