Adanya berita itu, jelas kata bupati, telah meresahkan masyarakat, terutama di kalangan para kiai santri. Terlebih isi beritanya juga menyingung kiai dan pondok pesantren ternama di Kebumen. "Konten-konten kaya gini berbahaya. Bisa memecah persatuan di masyarakat karena memuat isu SARA," ucapnya.
"Coba bayangkan, kalau misalkan dari alim ulama terpancing, para santri-santrinya terpancing. Kemudian loyalis saya juga terpancing, ini kan akan menjadi benturan keras. Yang rugi adalah rakyat sendiri. Yang membuat berita mringis-mringis dapat duit mungkin ya, saya nggak paham. Ya nanti aparat penegak hukum yang mendalami," sambungnya.
Menurutnya, pada pesta demokrasi ini seyogyanya calon-calon menyampaikan visi dan misi kepada masyarakat. Dirinya selaku incumbent sejauh ini mengaku telah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kondusifitas di wilayah Kabupaten Kebumen.
"Apalagi lari ke SARA. Kebumen ini dulu pernah SARA dan kerusuhan. Tentunya hal ini juga memperihatinkan kalau sudah mengarah ke SARA," imbuhnya. (ebs)
Load more