Katanya, andai seorang pemimpin membeli mobil mewah dengan uang pribadi dan digunakan sebagai mobil dinas, hal tersebut tetap tidak patut dilakukan dan dipertontonkan di tengah himpitan ekonomi rakyat yang serba sulit saat ini.
“Saya tidak antipati dengan segala kemewahan yang bisa dibeli para pejabat dewasa ini. Hanya saja, tugas pemimpin adalah memberi keteladanan, mengerti keadaan rakyatnya. Maka pengendalian diri menjadi penting. Begitu cara pemimpin menghormati rakyatnya,” tambahnya.
Dengan demikian, lanjut peraih penghargaan Universal Healt Coverage (UHC) Award 2017 dan 2018 dari Presiden RI Joko Widodo ini, apa yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo adalah sebuah keharusan agar pada hati dan sanubari para pejabat dan pemimpin lahir rasa empati dan kepedulian terhadap warga masyarakat yang dipimpinnya.
“Ini sudah benar, dan Perti mendukung kebijakan ini seratus persen,” tegasnya.
Buya Syarfi, yang pernah tiga periode menjadi anggota DPR RI ini juga mengungkapkan, dengan menggunakan mobil dinas buatan dalam negeri, selain membangkitkan industri otomotif dalam negeri dan menggerakkan ekonomi, juga menggerakkan nilai moral pemimpin sebagai panutan dan teladan bagi jajaran dibawahnya hingga rakyat biasa.
“Kalau Pak Presiden telah mengintruksikan setiap pejabat memimpin dengan sederhana, tidak mempertontonkan kemewahan, maka tentu apa yang dicontohkan oleh pemimpin tertinggi tersebut akan turun level pemimpin dibawahnya bahkan hingga rakyat biasa,” pungkasnya.(chm)
Load more