Josua menambahkan, laju pertumbuhan yang positif dan prospek ekonomi di Banten ini akan berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja dan kebutuhan terhadap tenaga kerja. Namun, sektor manufaktur masih tetap menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Banten dengan tren produktivitas yang cenderung naik.
Peluang investasi
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti, menyebutkan empat klaster sektoral berdasarkan tata ruang wilayah dan potensi sektor unggulan di Banten. Pertama, Klaster industri, logistik, dan pusat distribusi yang berada di Kawasan Serang Utara Terpadu, Kawasan Industri Prioritas Wilmar, dan kawasan di sepanjang jalan Tol Merak-Jakarta.
Kedua, Klaster pariwisata dan perikanan yaitu wisata alam dan religi di Kawasan Serang Terpadu, wisata alam dan budaya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Ujung Kulon, dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Pantai Selatan Terpadu.
Ketiga, Klaster real estate, perdagangan, dan jasa yang lokasinya tersebar di Kota Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kota Baru Maja. Keempat, Klaster SDA (sumber daya alam) yang mencakup pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Lokasinya berada di Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang.
“Potensinya masih sangat terbuka luas. Dengan klaster ini, para investor bisa tahu mana potensi daerah yang akan dituju untuk investasi usahanya nanti,” terang Virgojanti dalam diskusi.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten, Ameriza Ma'ruf Moesa menilai Banten memiliki prospek ekonomi yang bagus dan potensi investasi yang masih terbuka lebar. Terlebih lagi, didukung dengan infrastruktur yang sudah memadai seperti Pelabuhan Merak, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan 16 kawasan industri yang berorientasi padat modal dan padat karya.
Load more