Edhy menjelaskan tahapan awal program Kosabangsa diawali kegiatan sosialisasi yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah desa Seloharjo, Tim Pendamping dari Universitas AKPRIND Indonesia, Tim Pelaksana dari STIPRAM, serta mitra Pokdarwis Seloharjo dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngentak.
Sementara ketua pelaksana Dr. Aditha Agung Prakoso, menyampaikan, Pelatihan teknis terkait TTG dan peningkatan kapasitas mitra menjadi langkah utama dalam mendukung kelangsungan program ini. Pelatihan meliputi operasional alat TTG, pengelolaan mitigasi bencana, penyusunan paket wisata sejarah, serta pelatihan pengemasan produk lokal.
"Dengan dukungan teknologi dan pelatihan ini, diharapkan Seloharjo dapat mewujudkan kawasan wisata yang aman, ramah bencana, dan memberdayakan masyarakat setempat," jelasnya.
Selain aspek keamanan, program Kosabangsa juga mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui inovasi TTG untuk mengolah produk pertanian KWT menjadi oleh-oleh khas. Teknologi berupa pencacah, pengering, dan pengemasan diberikan untuk membantu KWT Ngentak dalam meningkatkan nilai produk hasil pertanian sehingga mampu menarik minat wisatawan sebagai oleh-oleh khas Seloharjo.
Adhita menjelaskan kegiatan yang dilakukan tidak hanya penerapan teknologi tepat guna tetapi juga Peningkatan kapasitas mitra non-TTG. Topik pelatihan yang disampaikan yaitu Pelatihan Mitigasi Bencana dan Pelatihan Pemaketan Wisata Sejarah. Pelatihan mitigasi bencana menjadi salah satu upaya preventif untuk membekali kelompok masyarakat terdampak dengan pengetahuan terkait kebencanaan.
"Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk kelompok masyarakat yang tangguh bencana dan memiliki kemampuan mandiri dalam penanggulangan bencana," tambah Adhita.
Load more