“Pejuang kemerdekaan tahu bahwa kebenaran yang hakiki hanyalah dari Allah SWT,” sambungnya.
Berikut bacaan ayat yang dimaksud oleh UAH.
اَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ فَلَا تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْنَ ࣖ
Latin: Al-ḥaqqu mir rabbika falā takūnanna minal-mumtarīn(a).
Artinya: Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka, janganlah sekali-kali engkau (Nabi Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al Baqarah: 147)
Kemudian ayat berikutnya kata UAH, turunkan ke surah 193.
“Untuk mendefinisikan kebenaran, kita turunkan qur'an surah ke-2 ayat 193,” jelasnya.
Berikut bacaan dari ayat yang dimaksud.
وَقٰتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ لِلّٰهِ ۗ فَاِنِ انْتَهَوْا فَلَا عُدْوَانَ اِلَّا عَلَى الظّٰلِمِيْنَ
Latin: Wa qātilūhum ḥattā lā takūna fitnatuw wa yakūnad-dīnu lillāh(i), fa inintahau falā ‘udwāna illā ‘alaẓ-ẓālimīn(a).
Artinya: Perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah dan agama (ketaatan) hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (melakukan fitnah), tidak ada (lagi) permusuhan, kecuali terhadap orang-orang zalim. (QS. Al Baqarah: 193)
Load more