“Ketika harga minyak dunia anjlok pada 1983, kita melihat dampaknya langsung pada penurunan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 1,2 persen. Ini menjadi pelajaran penting bahwa diversifikasi ekonomi adalah kunci,” tambahnya.
Dalam pandangannya, karakteristik perekonomian Indonesia saat ini yang didominasi sektor berbasis lahan, seperti pertambangan dan perkebunan, harus segera diimbangi dengan pengembangan sektor hilirisasi dan industrialisasi.
Dia menekankan pentingnya mendorong investasi asing langsung (FDI) yang terfokus pada hilirisasi komoditas ekspor utama.
“Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah, tetapi juga memperkuat daya saing Indonesia di pasar global,” ujarnya.
Selain itu, dia menyoroti pentingnya independensi Bank Indonesia yang harus semakin diperkuat.
“Pelajaran lain yang sangat penting adalah independensi Bank Indonesia. Kita belajar dari masa Suharto bahwa bank sentral yang tidak independen sangat rentan terhadap intervensi yang bisa memicu krisis ekonomi,” jelas Abdul Rahman.
Abdul Rahman menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang tidak hanya bertumpu pada sektor pertambangan dan pertanian.
Load more