“Yang pasti, tidak mudah buat Paslon Gogo – Hendro untuk mendongkrak baik elektabilitas maupun strong supporter dalam waktu singkat ini. Mungkin perlu kerja super ekstra,” tegasnya.
Meskipun, Toto mengingatkan sekaligus memberi peluang berdasarkan data survei LSI tersebut, bahwa diluar strong supporter itu masih ada sekitar 33,2% pemilih yang berkategori soft supporter. Yaitu, pemilih cair, gabungan antara yang sudah memilih tapi bisa berubah dengan yang belum punya pilihan sama sekali.
“Itu yang sering saya sebut sebagai lahan tak bertuan yang masih diperebutkan paslon siapa saja. Ini artinya, peluang masih terbuka buat Paslon Gogo-Hendro untuk mengambil lahan tak bertuan itu. Meskipun, tidak mudah karena waktu yang sudah semakin mepet,” katanya.
Terkait alasan masih tingginya pemilih berkategori cair ini, Toto menyebutkan bisa karena banyak faktor. Salah satunya, karena kedua paslon masih belum mampu meyakinkan mereka untuk memilih salah satu dari kedua paslon tersebut. Bisa juga, karena faktor lain, seperti terpotret dari prilaku pemilih terhadap money politik.
Dijelaskan Toto, angka kecendrungan mayoritas pemilih yang menganggap money politic ini wajar, masih sangat tinggi, yaitu 65,8%. Biasanya, ini gambaran dari prilaku pemilih yang senang jika ada calon yang memberinya uang atau barang.
“Data seperti itu biasanya menjadi goodnews buat kandidat yang berkapital besar, dan bad news buat kandidat yang amunisinya pas-pasan. Ini artinya, kalau ada kandidat yang mau memanfaatkan prilaku pemilih seperti itu. Tentu, dengan resiko, bisa kena pelanggaran berat dari Paswaslu,” ungkapnya.
Faktor lain yang menguatkan tingginya jumlah pemilih cair ini, lanjut Toto, adalah data survei juga menyebutkan 30,8% pemilih di Barito Utara yang akan menentukan pilihannya pada saat datang ke TPS atau pada hari H pemilihan.
Load more