Puncaknya, ketika para korban sudah melunasi saham IPO, ternyata modal dan keuntungan tidak bisa ditarik.
“Dalihnya bermacam-macam dan aneh-aneh alias tidak masuk akal. Inilah yang membuat korban benar-benar diperdaya perdagangan saham berkedok broker ilegal mencatut nama TD Ameritrade. “Ada yang rugi miliaran rupiah,” kata Agnes.
Dahulu, kata dia TD Ameritrade adalah broker ternama di AS, pada 2020, Charles Schwab mengakuisisi TD Ameritrade, seluruh layanan serta platform trading diintegrasikan ke ekosistem Charles Schwab. Platform TD Ameritrade sendiri telah ditutup Mei 2024.
“Kami berharap pihak berwajib dan seluruh instansi terkait bisa segera membongkar sindikat ini dan membantu para korban dari kerugiannya. Kami berharap masyarakat menjadi lebih paham dan hati-hati, agar tidak ada lagi korban-korban baru,” beber Agnes.
Untuk diketahui, sampai saat berita ini diterbitkan, pihak tvOnenews.com masih mengkonfirmasi kepada pihak Polda Jawa Timur, Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Sulawesi Selatan, dan Polda Jawa Tengah. Tak lain mempertanyakan kasus tersebut.
Bahkan, pihak tvOnenews.com saat ini masih menghubungi pihak TD Ameritrade untuk melakukan konfirmasi isu tersebut.
Kemudian, seperti yang dilansir dari Tempo.co.id, pada hari Kamis (5/12/2024), penipuan skema ponzi berkedok investasi saham dengan label Ameritrade kembali menyita perhatian publik.
Banyak korban melaporkan kerugian yang bervariasi, bahkan mencapai miliaran rupiah.
Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengungkapkan bahwa dirinya telah menerima sejumlah laporan dari korban.
“Kerugian mereka beragam, mulai dari Rp 27 juta hingga miliaran rupiah,” ungkap Alfons, Selasa (12/11/2024).
Load more