Namun, proyek tersebut akhirnya dihentikan karena berdasarkan hasil evaluasi, AB2TI tidak memahami standar baku dan prosedur dalam pelepasan varietas, sehingga proyek tersebut dianggap tidak dapat dilanjutkan.
Alih-alih memberikan kritik berbasis data dan saran konstruktif, Dwi Andreas justru terlihat membangun narasi swasembada pangan seenaknya. Kritiknya lebih terlihat seperti upaya untuk menggiring opini publik demi merusak citra program swasembada yang saat ini tengah diupayakan keras oleh Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
“Kritik kosong yang dilontarkan Dwi Andreas hanya akan mengaburkan fokus publik dari upaya nyata yang sedang dilakukan pemerintah,” katanya.
Untuk dipahami bersama, swasembada pangan adalah cita-cita besar Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketahanan pangan nasional jauh lebih kuat. Program ini harus mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak, termasuk para pengamat dan akademisi.
“Jangan sampai kepentingan pribadi dan proyek masa lalu menghalangi cita-cita luhur ini,” kata Debi.
Debi menyarankan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan dalam mendalami keterlibatan Dwi Andreas dalam proyek-proyek di Kementan di masa lalu. KPK harus memastikan transparansi dan akuntabilitas dari setiap proyek yang pernah melibatkan Dwi Andreas dan AB2TI. Jika ditemukan indikasi pelanggaran hukum, maka pihak yang terlibat harus bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Load more