Jakarta, tvOnenews.com – Peristiwa penembakan yang melibatkan anggota TNI dan pihak rental mobil memicu perdebatan publik, tidak hanya karena kronologinya, tetapi juga bagaimana media memberitakannya. Praktisi media menilai bahwa banyak pemberitaan yang tidak berimbang, cenderung menyudutkan salah satu pihak tanpa menggali keseluruhan konteks.
Dalam berbagai laporan, fokus pemberitaan banyak mengarahkan kesalahan kepada anggota TNI yang menembak hingga menewaskan seorang dari pihak rental. Namun, sisi lain dari kasus ini, seperti tindakan premanisme oleh pihak rental dengan mengerahkan belasan orang tanpa melibatkan polisi, sering kali luput dari sorotan.
"Media harusnya memberikan gambaran yang lebih utuh, bukan hanya mengedepankan sensasi dari satu sisi. Peristiwa ini adalah tragedi yang melibatkan kesalahan dari kedua belah pihak, bukan sekadar tindakan sepihak," ujar Dar Edi Yoga, seorang praktisi media, Senin (13/1/2025).
Ketidakseimbangan Narasi
Dar Edi Yoga menjelaskan, pemberitaan yang terlalu fokus pada salah satu pihak bisa menyesatkan opini publik. Misalnya, anggota TNI yang melepaskan tembakan digambarkan sebagai pelaku utama tanpa mengulas situasi terdesak yang terlihat dalam rekaman video. Padahal, video tersebut menunjukkan bahwa anggota TNI dikeroyok, dipukuli, dan diteriaki maling hingga memancing amarah massa.
"Media seharusnya menggali lebih dalam soal kenapa pihak rental tidak melibatkan kepolisian sejak awal mobil digelapkan. Ini adalah pertanyaan penting yang hampir tidak muncul dalam pemberitaan," tambah Dar Edi Yoga.
Perspektif yang Hilang
Load more