“Kami memberitahu jadwal penyaluran kepada kelurahan dan pendamping PKH, kemudian menentukan hari pelaksanaan. Saat penyaluran door-to-door, biasanya kami didampingi oleh staf kelurahan dan pendamping PKH,” katanya.
Namun, lanjut Gozali, tantangan tetap ada terutama terkait dengan alamat penerima yang terkadang tidak jelas atau penerima yang tidak berada di rumah.
“Alhamdulillah, kami banyak dibantu oleh staf kelurahan dan pendamping, sehingga semua tantangan ini bisa kami atasi,” ungkapnya.
Dalam sehari, tim door-to-door mampu menyalurkan bantuan kepada sekitar 100 penerima, tergantung pada aksesibilitas lokasi. Selain itu, metode ini dianggap efektif untuk menjangkau penerima yang tidak bisa datang ke lokasi komunitas atau kantor pos.
Transformasi Penyaluran: Lebih Mudah dan Cepat
Dibandingkan dengan mekanisme penyaluran sebelumnya, sistem yang digunakan saat ini dinilai lebih efisien dan memudahkan. Sebelumnya, sebagian penerima mendapatkan bantuan melalui e-Warong atau ATM. Namun, banyak kendala muncul, seperti antrean panjang atau kartu ATM yang kadaluarsa.
“Dulu kan melalui ATM, terus ATM saya kan sudah nggak bisa, udah expired lah. Terus sekarang dari Pos Giro, saya sudah lama juga belum dapat, baru dapat lagi. Sekarang lebih enak di Kantorpos, pelayanannya cepat dan teratur. Kalau di e-Warong dulu, antreannya panjang banget,” ungkap Yuhana, salah satu penerima bantuan.
Bahkan, untuk penyaluran door-to-door, penerima hanya perlu menyiapkan dokumen seperti KTP dan kartu keluarga, sehingga prosesnya menjadi lebih simpel.
Harapan untuk Keberlanjutan Program Bansos
Program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga membawa harapan baru bagi para penerima.
Asiah berharap agar bantuan ini terus dilanjutkan.
Load more