"Nanti Dinkes edukasi ke masyarakat pencegahan bagi yang sudah terkena kan ada obatnya, lalu ada pemeriksaan rutin di Puskesmas," pungkasnya.
Sementara sebelumnya, menurut Ketua Tim Statistik Sosial BPS Jabar, Isti Larasati mengatakan, data terkait 79 desa/kelurahan yang memiliki keberadaan PSK didapat dari hasil pendataan potensi desa yang dilakukan BPS pada Mei 2024, di mana petugas BPS menanyakan langsung kepada aparat desa soal potensi yang dimiliki.
"Kami menanyakan apakah desa ini ada lokasi PSK, baik yang dikelola secara berkelompok atau individu. Jadi, lokasi mangkal PSK itu yang menjajakan diri secara komersil ya,"kata Isti, Selasa (11/2/2025) kemarin.
Keberadaan PSK di 79 desa/kelurahan itu, kata Isti, disebabkan karena beberapa faktor salah satunya adalah faktor ekonomi.
Namun demikian, BPS tidak melakukan kajian lebih dalam soal penyebab keberadaan lokasi PSK di 79 desa/kelurahan tersebut.
"Kita tidak menanyakan lebih lanjut terkait dengan faktor apa yang menyebabkan wilayah mangkal atau bahasa kalau dulu tuh lokalisasi ya. Kita tidak sampai sejauh itu. Tetapi kalau fenomena umum ya bisa jadi karena faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan atau memang mungkin bisa saja di daerah sana adalah daerah dengan mobilitas tinggi," ujarnya.
Dalam data yang diterima, 79 desa/kelurahan dengan keberadaan PSK itu tersebar di 19 Kabupaten/Kota dengan lokasi terbanyak berada di Kabupaten Bekasi yakni 17 lokasi, Kabupaten Indramayu 13 lokasi, Kabupaten Subang 7 lokasi.
Load more