Jakarta, tvOne
Subki dalam keterangannya di Jakarta, mengatakan awalnya kegiatan khatam Al-Quran dilaksanakan oleh 500 santri Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah Indonesia di dalam Masjid Raya JIC seusai sholat Subuh, atau sekitar pukul 06.30 WIB.
Para santri melaksanakan tadarus dengan cara bilghoib atau mengkhatamkan Al-Quran tanpa melihat Al-Quran, selama 10-11 jam hingga tiba waktu berbuka puasa.
Namun sehabis Sholat Ashar, pukul 16.00 WIB, sejumlah warga dari berbagai regional DKI Jakarta, termasuk Jakarta Utara, ikut berkumpul di halaman dan trotoar masjid untuk menggelar tadarus atau membaca Al-Quran bersama para santri.
Dalam kegiatan itu, setiap orang yang datang diberikan satu juz Al-Quran untuk dibaca hingga adzan Maghrib berkumandang.
Subki berdoa agar seluruh pihak yang hadir dan menggelar tadarus Al-Quran sore itu mendapat syafaat di akhirat kelak.
Diketahui ratusan santri dari Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah Indonesia yang datang bukan hanya dari berbagai regional DKI Jakarta saja, tapi berasal dari 34 provinsi se-Indonesia. Kegiatan bertajuk 'The Power of Quran' itu juga berlangsung live streaming dengan diikuti Sulaimaniyah Turki dan Australia.
Menurut Subki, kegiatan itu bukanlah riya atau pamer, tapi merupakan bagian dari syiar agama yang dilaksanakan di sekitar Jakarta Islamic Center.
"Kami ingin setahap demi setahap, JIC menjadi pusat peradaban dan pusat kegiatan syiar keagamaan,” katanya.
Subki menambahkan, puncaknya nanti pada malam Nuzulul Quran akan diadakan acara tabligh akbar dan yang menjadi penceramah adalah KH Munawir Aselih.
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Ahmad Juhandi mengatakan acara bertajuk "The Power of Quran" di JIC itu merupakan bagian dari rangkaian acara menyambut 17 Ramadhan atau malam Nuzulul Quran.
Dalam acara tersebut, warga akan diajak ikut serta berlomba mengumpulkan pahala dan kebaikan bersama dengan mengkhatamkan Al-Quran bersama aparatur wilayah, kolaborator, dan masyarakat umum selama bulan Ramadhan.
Acara tersebut juga menghadirkan pameran kaligrafi kontemporer internasional selama lebih kurang sepekan hingga momentum 17 Ramadhan 1443 Hijriah.
"Kami terinspirasi dari Yogya kemarin di Malioboro, kami koordinasi dengan pak lurah, pak camat, pak wali kota supaya masyarakat sore hari ngabuburit baca Alquran, bakda Ashar sampai Maghrib, sama-sama kita mengaji," kata Ahmad Juhandi kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (3/4) lalu. (umm/ant)
Load more