Kasus dugaan adanya kelompok aliran sesat di Pasuruan, Jawa Timur membuat warga resah.
Sekelompok orang yang mengikuti aliran tersebut berada di Cobanblimbing, Kecamatan Wonorejo, Pasuruan.
Pemimpin dari kelompok dugaan aliran sesat di Pasuruan tersebut bernama Mahfudianto. Orang-orang yang mengikuti ajaran ini menyatakan bahwa mereka tidak percaya pada hadis Nabi dan mengaku belajar pada Allah.
Orang-orang tersebut diketahui tinggal di warung makan yang terletak di jalan raya Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.
Pihak MUI dan Kecamatan setempat diketahui telah mendatangi orang-orang tersebut untuk meminta kejelasan tentang aliran yang mereka ikuti.
Hasilnya diketahui bahwa kelompok ini mempelajari Al-Quran lewat terjemahan, tetapi mereka tidak percaya terhadap hadis Nabi dan syahadat sebagai rukun Islam yang pertama.
Mereka bahkan mengakui bahwa kelompoknya berguru secara langsung kepada Allah melalui Al-Quran terjemahan. Malahan kelompok ini juga menolak bimbingan dari pihak lain.
Ketua MUI Purwosari, Sulhan mengatakan bahwa pola pikir kelompok tersebut sudah jauh dari ajaran agama Islam yang biasa diikuti kaum Muslim.
“Pola pikirnya sudah menyimpang dari agama Islam yang kebanyakan kaum Muslimin yang menggunakan literasi keilmuan dan memang sanadnya bersambung sampai ke Rasulullah sebagai orang yang dititipi wahyu oleh Allah,” tutur Sulhan.
Lantaran kelompok tersebut tetap bersikeras bahwa ajaran mereka adalah yang paling benar, akhirnnya untuk sementara Sulhan dan pihak yang terkait menyarakan bahwa ajaran yang sekelompok orang itu ikuti berada dalam konteks penyimpangan.
“Dan terakhir kami meminta mereka untuk kembali dan mereka kekeh bahwa mereka yang paling benar, kalau yang lainnya itu udah salah,” ujarnya.
“Sehingga kita tutup pertemuan itu dan kemudian kita berkoordinasi dan sampai saat ini kami belum menganggap bahwa itu penyesatan yang bagaimana tapi masih dalam konteks penyimpangan aja,” tambahnya. (bel/abs)
Load more