Bandung Barat - Harga cabai rawit merah dari tingkat petani di Desa Wangunharja, kampung Cicalung, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, anjlok. Harapan petani mendapatkan keuntungan besar dari penjualan hasil pertanian harus kandas karena harga panen cabai rawit di kebun anjlok cukup signifikan.
Harga cabai rawit merah yang normalnya dijual Rp 40 ribu per kilogram sekarang turun hingga Rp 10 ribu per kilogram. Menurut sejumlah petani, kondisi ini sebagai dampak musim kemarau, serta musim panen yang merata di sejumlah daerah.
“Saat ini kondisi cuaca yang tidak menentu, serta bebarengan panen yang merata di mana-mana membuat harga cabai menjadi anjlok” Ujar salah satu petani cabai, Iya, Selasa (24/8/2021).
Menurutnya, harga cabai rawit merah yang anjlok tidak sebanding dengan beban pengeluaran yang dikeluarkan sejak awal tanam seperti untuk membeli pupuk, bibit, obat-obatan atau pestisida.
“Udah anjlok karena panen terlalu banyak dimana-mana. Pembelinya kurang terlebih ditambah kondisi pandemi covid-19," ujarnya
Normalnya, harga cabai berada dikisaran Rp 30 ribu per kilogram hingga Rp 40 ribu per kilogram. Kondisi berbanding terbalik saat ini dimana petani mengalami kerugian karena ditingkat kebun, harga cabai Rp 8 ribu per kilogram. Dan kondisi ini berlangsung sejak 15 harian.
Kendati harganya anjlok, petani mengaku terpaksa memanen. Pasalnya jika dibiarkan membusuk diatas pohon akan membuat kerugian besar, seperti hasil panen yang rusak.
Hal senada diutarakan, petani cabai Ani yang mengatakan banyak yang panen berbarengan dan hasil panen kualitasnya bagus.
“Waktu itu harga normal mencapai Rp 50 ribu per kilogram di kebunnya, sekarang harganya ada yang Rp 7 ribu per kilogram hingga Rp 8 ribu per kilogram.Ini sudah berlangsung 10 hari,”pungkasnya. Endra/Ner
Load more