Yogyakarta - Dampak Pandemi Covid-19 berimbas ke berbagai sektor profesi tak terkecuali Porter. Salah satunya Rukiman, seorang porter atau orang yang melayani jasa membantu membawa barang para penumpang kereta api, yang kesehariannya bekerja Stasiun Tugu Yogyakarta. Ironisnya, saat ini ia kerap pulang tanpa membawa uang.
Pandemi Covid-19 dan PPKM menyebabkan penghasilan para porter turun drastis. Salah satu porter yang terdampak adalah Rukiman, warga Gedongtengen Kota Yogyakarta. Pria kelahiran 1968 dan memiliki enam anak laki-laki dan 13 cucu, masih semangat untuk mencari rejeki. Berbeda kini cerita yang dialami Rukiman dan kawan kawannya dibanding sebelum pandemi.
"Sekarang beda banget mas, berbeda dari dulu sebelum pandemi. Dulu permintaan ramai. Aturan PPKM membuat jasa Porter turut tersekat. Kini sepi dan lengang," ungkap Rukiman. Suasana itulah yang akhir akhir ini dirasakan para porter di stasiun Tugu Yogyakarta. Makin sepi permintaan membawakan koper, tas besar maupun barang bawaan selama pandemi.
Aturan semasa PPKM bagi penumpang kereta api membuat para porter kehilangan pelanggan. Namun, bagi Rukiman berapapun rejeki yang datang ia selalu syukuri. Meski tak sedikit dari teman-temannya beralih profesi akibat pandemi, Rukiman tetap setia menjalani profesi.
Beberapa porter lain sempat menuturkan dalam beberapa hari kadang tidak melayani pelanggan kereta api. Saat ini penumpang kereta jarak jauh yang masih membutuhkan jasa Porter, itu pun terbilang sangat sedikit.
Rukiman dan kawan kawannya hanya bisa pasrah atas kondisi pandemi. Penghasilan mereka kini anjlok drastis. Porter di stasiun Tugu Yogyakarta hanya berharap pandemi segera berlalu dan kondisi menjadi normal.(nuryanto/chm)
Load more