Sumenep, Jawa Timur - Dalam rangka mempersiapkan gelaran KTT G20 pada November mendatang, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berencana menjadikan keris asal Desa Wisata Aeng Tong-tong Sumenep Madura sebagai suvenir untuk para delegasi yang hadir pada salah satu side event.
Desa Wisata Aeng Tong-tong yang berada di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura ini menjadi desa pertama yang dikunjungi Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno dalam rangka memulai visitasi ke 50 desa wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Kunjungan ini sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi melalui pengembangan desa, agar tercipta lapangan kerja dan mendorong kebangkitan ekonomi sejalan dengan tujuan Presidensi G20.
Menariknya pada tahun 2014, desa ini dinobatkan oleh UNESCO sebagai satu-satunya desa wisata dengan empu keris terbanyak di dunia.
Keris telah hadir sejak abad ke-19 dan menjadi senjata pamungkas para prajurit kala itu dan hingga saat ini keris masih terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Aeng Tong-tong.
Menparekraf berencana menjadikan keris asal Desa Wisata Aeng Tong-tong sebagai suvenir delegasi yang hadir pada salah satu side event Presidensi G20 Indonesia 2022.
Desa ini memiliki galeri khusus yang menjadi ruang untuk menampilkan produk-produk keris. Di sana juga ditampilkan keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun. Tidak hanya itu saja, galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.
Kemampuan Turun-temurun Membuat Keris di Desa Aeng Tong-tong
Pembuatan keris merupakan hal yang diwariskan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang, yakni sejak masa Kerajaan Sumenep. Dahulu keris digunakan sebagai senjata untuk melawan musuh, namun seiring berjalannya waktu fungsi keris pun berubah.
Saat ini keris asal Desa Aeng Tong-tong dibuat untuk memenuhi pesanan para kolektor keris, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Salah satu hal menarik dari Desa Aeng Tong-tong yaitu terdapat ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur empu yang disebut dengan Penjamasan Keris.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pesta rakyat yang menampilkan kesenian tradisional seperti saronen (alat musik khas Sumenep, Madura) dan macapat (tembang atau puisi tradisional Jawa). (amr)
Load more