Wajo, Sulawesi Selatan – Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mengakibatkan air di Danau Tempe meluap dan membanjiri 5.607 rumah warga di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wajo mencatat, hingga Sabtu (28/8), banjir tersebar di 46 desa dan kelurahan yang ada di 11 kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Wajo, Andi Muslihin mengatakanm dari 5.607 rumah warga yang terdampak banjir, sebanyak 1.060 tercatat berada di Kecamatan Tempe, yang tersebar di enam kelurahan, di antaranya Kelurahan Siengkang, Kelurahan Teddaopu, Kelurahan Salomenraleng, Kelurahan Laelo, Kelurahan Attakkae, dan Kelurahan Maddukelleng.
Di Kecamatan Pitumpanua, tercatat 3.645 rumah terdampak banjir yakni di Desa Alelebae, Desa Baubau, Desa Marannu, Desa Simpellu, Desa Batu, Desa Lompobulo, Desa Mattirowalie, Desa Abbanderang, Desa Bulusiwa, Desa Maccoliloloe, Deaa Buriko, Desa Lacinde, Desa Padangloang, Deaa Kompong, Desa Bottotengnga, Desa Kaluku, Desa Tanrongi, Desa Jauh Pandang, Desa Alesilurung, Desa Lauwa, Desa Lompoloang, Kelurahan Bulete, Kelurahan Benteng, dan Kelurahan Tobarakka
"Rumah warga yang paling banyak terdampak banjir bandang berada di Kecamatan Pitumpanua, dan Tempe," ujar Andi Muslihin, Minggu (29/8) dini hari.
Sedangkan untuk di Kecamatan Keera, kata Muslihin, tercatat ada 302 rumah terdampak banjir, yakni di Desa Ballere.
Untuk Kecamatan Tanasitolo, tercataf sebanyak 450 rumah terdampak banjir, yakni di Desa Pajelele, dan Desa Inalipue. Di Kecamatan Majauleng, tercatat ada 100 rumah terdampak banjir, berada di Desa Liu, dan di Kecamatan Sajoanging, tercatat 50 rumah terdampak banjir, yakni di Desa Sakkoli.
Selain itu, di Kelurahan Tangkoli, Kecamatan Maniangpajo, serta Kelurahan Gilireng dan Desa Mamminasae, Kecamatan Gilreng, ribuan rumah warga dan area persawahan ikut terdampak banjir.
Sementara di Kecamatan Pammana, selain merendam rumah warga dan area persawahan, banjir juga memutus akses jalan Trans Sulawesi yang berada di Desa Pallawarukka. Di Kecamatan Penrang, jembatan penghubung Desa Temmabarang, dengan Desa Padaelo, terputus.
Selanjutnya di Desa Salotengnga, Desa Ujungpero, Desa Pallimae, Desa Taddangpalie, Kecamatan Sabbangparu, puluhan rumah warga dan area persawahan juga ikut terdampak.
"Selain ribuan rumah warga yang terdampak, banjir juga merendam area persawahan dan memutus akses jalan provinsi, serta jembatan penghubung desa. Saat ini kami masih terus melakukan pendataan dan melakukan evakuasi," katanya.
Menurut Muslihin, ketinggian air yang melanda 46 desa dan kelurahan di 11 Kecamatan tersebut, beragam, yakni antara 10-100 cm. Dari laporan terakhir yang ia terima, ketinggian air di beberapa desa dan kelurahan dikabarkan mulai surut. Sebagian warga sudah membersihkan rumahnya dari material lumpur sisa banjir.
Walau sebagian wilayah dikabarkan banjir mulai surut, tetapi Muslihin meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada, utamanya di saat hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur.
"Sebagian wilayah airnya sudah mulai surut, namun kami meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada," pungkasnya. (Puang hendra/cho/act)
Load more