Masalah muncul ketika Inggris dianggap mulai ikut campur dan ‘mem-back-up’ Tuanku Abdul Rahman yang saat itu secara sepihak menyatakan berdirinya negara Malaysia tanpa ada referendum kesepakatan.
Hal tersebut juga dinilai mengancam kemerdekaan Indonesia yang memiliki masa lalu diinvasi Inggris.
“(Soekarno marah), kenapa kalian mengklaim sepihak setelah dikipas-kipasi Inggris. Ternyata Inggris punya kepentingan juga di situ. Jadi sebenarnya belum teruji juga dalam referendum apakah masyarakatnya mau atau enggak,” beber Hendi.
“Di Jakarta, Kedutaan Inggris hampir habis dibakar saat itu. Orang-orang Inggris ketakutan,” imbuhnya.
Hal tersebut dibalas di Kuala Lumpur dengan gelombang demonstran yang membakar bendera merah putih, dan menginjak-injak foto Soekarno serta lambang Garuda. Itu yang membuat Soekarno semakin marah, ia merespons dengan pidato menggebu-gebu dan mengeluarkan kebijakan Dwikora (Dwi komando rakyat).
“Pertama perhebat revolusi Indonesia. Kedua bantu rakyat Malaya, Sabah, Serawak, Singapura, dan Brunei melakukan revolusi untuk membubarken negara boneka Malaysia,” ujar Soekarno dalam video pidato Ganyang Malaysia. (amr)
Load more