Artinya Xanana menjadi musuh dan target nomor satu bagi tentara Indonesia, terutama Kopassus yang saat itu terlibat banyak menangani konflik di Timor Timor.
Demi menangkap sosok yang khas dengan jenggotnya yang lebat itu, Kopassus sampai membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus.
Dikutip dari buku Chega!, Pada 20 November 1992, Satgaspassus-X berhasil menangkap Xanana di lubang bawah tanah tanah milik polisi Koptu Augusto Pereira di Desa Lehane Barat, Dili.
Xanana Gusmao kemudian dikirim ke Jakarta ke Badan Intelijen Strategis (BAIS). Kemudian pada Mei 1992, Xanana Gusmao divonis penjara seumur hidup, dan dikirim ke penjara Cipinang. Nmaun pada Agustus 1993, Soeharto mengurangi hukumannya menjaid 20 tahun penjara.
Momen penangkapan tersebut diabadikan dalam sebuah foto, tampak Xanana Gusmao bertelanjang dada dengan celana pendek dan tangan diborgol.
Sementara dilihat dari kanal YouTube Mata Najwa, ketika diperlihatkan fotonya yang tertangkap itu, Xanana pura-pura tidak mengenal dengan sosok masa mudanya itu.
“Saya tidak kenal dengan orang ini,” kata Xanana Gusmao dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, 22 Juli 2022.
Kemudian Najwa Shihab bertanya lebih detail terkait foto tersebut. Dia tampak heran karena tangan Xanana diborgol dan ditodong pistol, tapi masih menyunggingkan senyum.
“Bagaimana tangan diborgol dan ada pistol, tapi masih bisa tersenyum?” tanya Najwa.
Xanana pun menerawang ke masa lalunya, dia mengatakan masih bisa tersenyum karena tidak tahu caranya menangis.
“Karena saya tidak tahu menangis. Saya tidak tahu menangis,” jawab Xanana.
“Kenapa tidak ada rasa takut di sini?” tanya Najwa lagi.
Xanana mengaku tidak takut saat ditangkap oleh Satgaspassus-X karena sudah terbiasa dengan situasi dalam perang. Bahkan sebelum menjadi Panglima FALINTIL, dia merupakan dokter di medan perang.
“Karena saya sudah bertemu dengan tentara selama di perang. Iya perang di sana. Orang pertama yang saya kenal adalah seseorang yang kita tembak dan kita tangkap, karena dia nggak bisa lari. Dan di situ sedang sakit. Saya menjadi dokter supaya bisa mengobati,” kata Xanana.
Lebih lanjut, Xanana mengatakan jika seorang musuh dalam keadaan terluka dan sudah tidak bersenjata, baginya musuh tersebut bukan lagi menjadi musuh, melainkan manusia.
“Kalau tidak punya lagi senjata dan sedang menderita. Itu bukan musuh. Itu manusia! Musuh karena dia pegang senjata, kita pegang senjata,” ungkapnya (rem)
Load more