Jakarta - Berbagai kasus kecelakaan bus TransJakarta menjadi sorotan publik tak terkecuali Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Prasetyo Edi menilai kecelakaan bus Transjakarta terjadi karena kelalaian sopir.
Salah satu peristiwa kecelakaan yang ia soroti terjadi pada beberapa bulan lalu. Bus TransJakarta menabrak pos polisi di Simpang Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur pada Desember tahun lalu.
"Saya dengar sendiri dia nabrak pos polisi karena dia main HP, kan enggak boleh, itu sudah standar. Enggak bisa dia begitu," tegas Pras usai rapat kerja Komisi B dengan PT TransJakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (1/8/2022).
Pria yang akrab disapa Pras ini, meminta pihak Dinas Perhubungan dan Direktur TransJakarta agar lebih teliti lagi mencari tahu masalah yang dihadapi para sopir, dia menduga dari segi kesehatan mungkin sopir bergadang.
Hal lainnya, Pras ingin kesalahan yang dilakukan pihak operator bus TransJakarta digali lebih dalam. Dengan begitu, sanksi dapat diberikan dan tidak ada lagi operator yang melanggar SOP, termasuk dalam menentukan sopir.
"Driver harus dicek atau tidak sebelum mengemudi. Masalah ketertiban dalam mengemudi. Masalahnya masa pospol bisa ditabrak, terus orang turun ke halte belum turun kakinya terus jatuh dan dilindas. Hal seperti ini jadi bahan koreksi kita," keluh Pras.
Politikus PDI Perjuangan ini mengingatkan TransJakarta jangan berbuat onar di jalanan, sementara sudah disediakan jalur khusus.
Sebagai informasi, TransJakarta sudah melakukan audit dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), hasil audit tersebut pihak KNKT memberikan 10 rekomendasi, salah satunya untuk melakukan cek alkohol secara acak pada sopir sebelum bekerja.
Larangan keras juga diterapkan terhadap sopir yang menggunakan perangkat elektronik seperti telepon genggam karena dapat menggangu konsentrasi. (agr/act)
Load more