Namun dari keterangan sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengungkapkan bahwa Bharada E adalah penembak nomor satu di Resimen I Pasukan Pelopor di jajaran Korps Brimob.
Disebutkan sebelumnya Bharada E merupakan pelatih vertical rescue. Vertical rescue sendiri merupakan sebuah teknik evakuasi dari titik rendah ke titik yang lebih tinggi ataupun sebaliknya.
Bharada E sangat pandai dalam menguasai berbagai medan seperti medan vertikal maupun curam, ataupun medan yang basah atau kering sekalipun.
Namun dalam pengakuan terbaru dari Bharada E kepada Deolipa, semua informasi terkait dirinya itu bohong.
Deolipa menjelaskan bahwa sebenarnya Bharada E memang bukan polisi yang mahir dalam menembak.
“Yang kedua Bharada E dibilang jago tembak, ndak begitu juga kejadiannya. Jadi banyak hal yang tidak konsisten, ya, kalau kejahatan ya begitu, tidak konsisten kalau ditutup-tutupi,” jelasnya.
Ada Perintah dari Atasan
Kini kasus kematian Brigadir J mulai terang benderang, Bharada E sudah berani mengakui orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Ternyata mereka bukan orang sembarang, beberapa nama yang disebutkan Bharada E merupakan atasan langsung.
Tentu pangkatnya lebih tinggi dibandingkan dengan Bharada E. Namun karena situasi yang menjebit polisi muda itu, akhirnya dia berani buka suara. Bahwa memang ada perintah untuk menembak Brigadir J.
Menurut Deolipa, kliennya tersebut telah mengatakan pernyataan jujur soal perintah melakukan tindak pidana pembunuhan.
Load more