Jakarta - Perselisihan keluarga Sinar Mas Group memanas setelah Freddy Widjaja melaporkan dua kakak tirinya, Franky Oesman Widjaja dan Mochtar Widjaja ke Polisi terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Pengacara Freddy Widjaja, Arwinsyah Putra Napitu mengatakan pihaknya melaporkan terkait dugaan Pasal 372 jo 374 KUHP dan atau Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) atas saham milik Eka Tjipta Widjaja.
"Diduga saham milik Pak Eka Tjipta digelapkan keduanya. Padahal, para terlapor tahu saham itu milik Eka Tjipta berdasarkan Akta Notaris yang dibuat Notaris Benny Kristianto, SH. Namun, dengan sengaja dan niat memiliki, dikuasai, dan diakui sepenuhnya menjadi milik para terlapor," ujar Putra di Bareskrim Polri, Senin (8/8/2022) malam.
Putra menjelaskan Sinar Mas diduga melawan hukum dengan menghindari pajak dengan membuat perusahaan-perusahaan cangkang di luar negeri.
Dia mengatakan selain merugikan Freddy Widjaja, para terlapor berpotensi menipu dan menggelapkan uang dan hak negara atas pajak.
"Kerugian materiil Pak Freddy atas saham yang digelapkan senilai Rp1 triliun dan kerugian pajak negara sekitar Rp40 triliun," jelasnya.
Menurut dia, negara sangat dirugikan terkait dugaan penggelapan dana tersebut karena Sinar Mas Group berpotensi menghindari pajak.
"Iya jelas ada kerugian negara dari pajak. Sementara itu, kerugian diduga sebesar Rp40 triliun itu," tegasnya.
Sementara itu, Freddy Widjaja mengaku kecewa terhadap saudara tirinya tersebut.
Dia mengatakan kedua kakak tirinya itu diduga mengubah akta lahir palsu yang menghasilkan KTP atau identitas palsu di pengadilan.
"Saya sangat kecewa terhadap para terlapor ketika menghadapi proses hukum mengubah identitas. Saya mohon Polri untuk mengusut kasus ini. Apakah polisi berani menegakkan hukum atau malah takut kepada oknum yang melawan hukum?" kata Freddy Widjaja.
Sebelumnya, Freddy Widjaja juga telah melaporkan Indra Widjaja dan Franky Oesman Widjaja atas dugaan pemalsuan akta lahir yang digunakan untuk klaim hak waris dari Eka Tjipta Widjaja.
Menurutnya, kasus tersebut sudah memasuki proses penyelidikan di Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Mabes Polri. (lpk/ebs)
Load more