Diketahui sebagian besar warga Pulau Pari berprofesi nelayan. Mereka merasa terancam kehilangan mata pencaharian akibat banjir rob itu. Karena menurut nelayan, bukan tidak mungkin pantai-pantai wisata akan hilang di masa mendatang. Dan ini bakal berimbas pada pariwisata lokalnya.
Tidak berhenti sampai di situ, air sumur warga kini telah terkontaminasi air asin akibat kenaikan permukaan air laut.
Melansir dari konferensi pers yang digelar di Kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Jakarta Selatan, pada Selasa (20/9/2022). Salah satu warga Pulau Pari menyatakan banjir rob bisa terjadi 15-18 kali dalam setahun.
“Setahun bisa 15-18 kali (banjir rob), kalau ada musim (angin monsun) Timur dan Barat. Setiap musim paling enggak delapan kali banjir. Apa yang terjadi saat ini lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya,” kata warga bernama Edi.
Dia mengatakan banjir rob sebagai salah satu dampak dari perubahan iklim yang mengkhawatirkan. Sebagai warga Pulau Pari, Edi membeberkan bahwa kenaikan permukaan air laut ke daratan jarang terjadi pada 20 tahun lalu. Namun, banjir rob terjadi semakin sering sejak awal tahun 2000-an. (agr/act)
Load more