Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria tegaskan bahwa tidak ada perubahan grand design terkait Halte Bundaran HI yang dituding menutupi pandangan Patung Selamat Datang.
Hal ini disinyalir karena desain tersebut sudah dirancang jauh hari dan pembangunan sudah berjalan.
Riza pun menyindir bahwa desain yang telah ditetapkan dikerjakan oleh profesional bukan gambar yang dilakukan oleh anak kecil.
“Semua desain kan sudah disusun jauh-jauh hari. Itu kan ngegambar desain bukan kayak anak-anak ngegambar gunung. Itu desain kan ada hitungannya, ada biayanya yang sudah dianggarkan dari tahun sebelumnya,” tegas Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Kendati demikian, Riza tak menampik kritik yang dilayangkan oleh berbagai pihak.
Dia mewakili Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghargai setiap masukan dan akan menjadi bahan evaluasi.
Namun, masukan yang diberikan akan dilakukan pengecekan ulang terlebih dahulu.
Jika memang masukan tersebut merupakan kesalahan, maka pihak TransJakarta akan memperbaikinya.
“Artinya itu sudah jauh dari tahun sebelumnya didesain. Prosesnya sudah panjang. Nah, sekarang kemudian ada yang protes. Itu kita hormati dan kita hargai,” ujarnya.
“Nanti kami cek. Apa saja yang diprotes, apakah betul yang diprotes itu memang ada kesalahan dari pihak TransJakarta. Nanti kita cek,” katanya.
Begitu pula isu yang mengabarkan bahwa pembangunan Halte Bundaran HI tidak melakukan koordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Tim Sidang Pemugaran (TSP) akan ditindaklanjuti oleh Pemprov DKI Jakarta.
Sejarawan Indonesia JJ Rizal menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan anak buahnya untuk mencari konsep arsitektur halte yang menghargai kawasan bersejarah.
Hal ini disinyalir usai JJ Rizal mengkritik hasil kerja Anies Baswedan dan PT TransJakarta terkait pembangunan halte di kawasan Bundaran HI.
Halte tersebut disinggung telah merusak pandangan pada Patung Selamat Datang dan Henk Ngantung Fontein.
“Sudah saya bilang harus mencari konsep arsitektur ruang yang lebih respect terhadap kawasan sejarah. Itu kan arsitektural yang ditawarkan oleh TJ itu kan arsitektural yang arogan,” jelas JJ Rizal saat dihubungi media, Jumat (30/9/2022).
Konsep arsitektural revitalisasi Halte Tosari-Bundaran HI dinilai JJ Rizal tidak menghargai kawasan yang sangat penting, kawasan bersejarah sebagai penanda perubahan Jakarta dari Kota Kolonial menjadi Kota Nasional.
“Halte tetap di tempat, tetapi carilah model arsitektur yang ramah dan respect pada kawasan sejarah, desain yang lebih merunduk, menghormati vista cagar budaya bukan yang dengan sengaja malah memanfaatkan ruang yang bernilai komersil untuk komersialisasi,” tegasnya. (agr/nsi)
Load more