Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama jajaran pejabat utama Mabes Polri serta para Kapolda dan Kapolres di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Setelah menerima arahan dari Jokowi yang dilangsungkan secara tertutup, Kapolri menyampaikan keterangan pers.
Tangan Jenderal bintang empat itu diduga bergetar hebat saat menyampaikan rilis pers.
Getaran tersebut terlihat dari buku hitam yang ia pegang. Getaran tersebut jelas terlihat pada menit 3.50, tepatnya sejak awal ia menaiki podium untuk menyampaikan poin-poin yang diminta Presiden Jokowi.
“Ada beberapa poin yang tentunya menjadi catatan kami untuk kita tindak lanjuti,” ujar Sigit dengan tangan bergetar.
Lebih lanjut, Sigit mengungkap soal rendahnya kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
“Oleh karena itu, beliau (Jokowi) menegaskan kepada kami semua harus solid untuk bersama-sama berjuang melakukan apa yang menjadi tugas pokok,” tambah Sigit, masih dalam kondisi bergetar.
Sigit juga menyampaikan soal tugas-tugas pokok polisi dalam kesempatan tersebut, diantaranya:
“Pengayom, pelayan masyarakat, responsif terhadap keluhan masyarakat dan penegakan hukum seperti apa yang diharapkan masyarakat,” paparnya.
Komentar warganet
Terpantau di beberapa media sosial, pidato Kapolri saat konferensi pers di Istana Negara pun juga tak luput dari perhatian warganet.
Terlihat dari komentar warganet di akun TikTok @mayadibalikayam, banyak yang mendukung Sigit untuk membersihkan institusi Polri.
“Tetap seperti ini jenderal, tetap berpegang dengan kata-kata yang sbelumnya diucap ‘tegak lurus’” tulis warganet.
“Jenderal ini sedang dalam cobaan besar untuk kembali membangun citra polri yang baik lagi sebelum dia pensiun, semangat jendral” komentar salah seorang warganet.
Beberapa menyebut, Sigit merupakan sosok Kapolri yang paling banyak ditimpa masalah.
“Kapolri dalam sejarah yg paling banyak ujian.. tetap semangat pak.” Ungkap warganet
“Smnjak kapolri dipegang pak sigit,banyak kasus yang tercuak/ketahuan oknum2 selama ini, tapi saya sangat acungkan jempol buat pak kapolri” balas yang lain.
Jokowi Soroti Gaya Hidup Mewah Polisi
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta para pejabat di Polri untuk memperhatikan gaya hidup mewah polisi yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah situasi sulit yang dirasakan hampir semua elemen masyarakat.
Menurut Presiden Jokowi, kecemburuan sosial akibat gaya hidup mewah para pejabat kepolisian sangat berpotensi menimbulkan letupan sosial di tengah masyarakat.
"Saya ingatkan yang namanya polres, kapolres, kapolda, pejabat utama, pejabat tinggi, ngerem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus, hati-hati, saya ingatkan hati-hati," kata Jokowi dalam pengarahan kepada pejabat tinggi Mabes Polri, kapolres, dan kapolda se-Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022), sebagaimana disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).
Pasalnya, mereka tidak lagi bisa menyembunyikan gaya hidup mewah itu dengan keberadaan media sosial yang membuat rakyat leluasa memantau perilaku keseharian para pejabat kepolisian.
Presiden menyampaikan bahwa dari laporan yang didapatnya, perihal gaya hidup mewah menjadi isu keempat dalam daftar keluhan terbanyak masyarakat terhadap institusi Kepolisian RI (Polri).
"Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7 persen itu sebuah persepsi karena pungli (pungutan liar, Red), tolong diredam, sewenang-wenang tolong diredam anggota-anggotanya. Pendekatan yang represif dijauhi," kata Jokowi lagi.
"Polri mencari-cari kesalahan nomor tiga, itu 19,2 persen. Dan keempat hidup mewah yang tadi saya sampaikan," ujar Jokowi menambahkan.
Presiden mengingatkan bahwa polisi adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dan paling sering berinteraksi dengan rakyat, sehingga para personel Polri harus selalu diingatkan untuk menjunjung tinggi pelayanan masyarakat.
"Jangan sampai masyarakat itu menjadi hilang atau kurang (kepercayaan, Red), karena apapun Polri adalah pengayom masyarakat," ujar Jokowi lagi.
Presiden Jokowi mengawali arahannya dengan memaparkan bagaimana Polri sempat menjadi aparat penegak hukum dengan tingkat kepercayaan publik tinggi sebesar 80,2 persen pada November tahun lalu, berkat keterlibatan dalam kerja penanganan pandemi Covid-19 serta memfasilitasi vaksinasi.
Sayangnya, tingkat kepercayaan publik itu turun drastis menjadi hanya 54 persen per Agustus, dengan peristiwa yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sebagai titik balik citra Polri di mata masyarakat.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo sempat menyampaikan bahwa seluruh personel Polri siap mengerahkan segala daya dan upaya untuk bisa memulihkan kembali kepercayaan masyarakat. (ant/put/muu)
Load more