Getaran yang terasa di halte Bundaran Hotel Indonesia, Indrayana menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan dua hal, yang pertama adalah karena bangunan halte tersebut berada di atas jalur Mass Rapid Transit (MRT) sehingga tidak mungkin membuat pondasi yang dalam.
"Karena bangunan ini berada di atas jalur MRT, sehingga memang kita tidak mungkin membuat pondasi dalam, ada istilahnya pondasi dangkal yang sifatnya floating (terapung)," kata Indrayana.
Kemudian yang kedua, lanjut dia, bangunan halte tersebut menggunakan konstruksi baja yang tidak kaku seperti beton dan memiliki kelenturan tertentu yang berdampak ketika seseorang berdiri, kadang-kadang akan terasa ada goyangan yang disebutnya masih dalam batas toleransi.
"Jadi nanti kalau ada MRT lewat (di bawah tanah) atau kendaraan dalam kecepatan tinggi ataupun kendaraan berat lewat, ataupun ketika kendaraan kita yang articulated (bersambung) lewat, mungkin kita akan merasakan getaran-getaran tapi itu enggak ada masalah dan masih dalam batas toleransi," ucapnya.
Karenanya, Indrayana menyebut bahwa di lantai dua Halte Bundaran Hotel Indonesia (HI) pihak TransJakarta akan melakukan pembatasan terutama di bagian dek atas (sky deck) yang memiliki pemandangan langsung menghadap Tugu Selamat Datang dengan pembatasan maksimal 20 orang dalam satu waktu.
"Sebenarnya secara kekuatan tentunya lebih, tapi ini kan buat safety factor dan kami lihat dengan 20 orang di sana itu, buat kondisi nyaman orang di sana untuk foto-foto, nanti kalau lebih dari itu enggak nyaman," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa halte TransJakarta Bundaran Hotel Indonesia akan dilengkapi dengan diorama mengenai cagar budaya terkait sejarah Bundaran HI dan Patung Selamat Datang.
Load more