Nusa Dua - Indonesia mendorong penyebaran investasi secara adil ke negara-negara berkembang melalui Presidensi G20. Sebab, penyebaran investasi global saat ini tidak merata, khususnya investasi hijau.
Bahlil mengatakan, saat ini dunia tengah gencar mendorong energi hijau atau green energy. Bahkan produk-produk yang yang dihasilkan menggunakan EBT memiliki nilai jual berbeda dengan produk yang tidak menggunakan EBT.
Namun negara-negara besar di kelompok G20, yang memegang 80 persen PDB dunia, 75 persen ekspor dunia, serta memegang 60 persen populasi dunia, justeru mendapatkan porsi investasi besar di sektor EBT.
“Apa yang terjadi, aliran investasi untuk EBT, itu tidak adil. Jadi kalau seperlimanya hanya dikuasai negara berkembang yang masuk G20, itu terjadi ketimpangan luar biasa. Maka Indonesia menginisiasi agar terjadi keadilan penyebaran investasi untuk EBT,” katanya.
Melalui Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Investasi, dan Industri (Trade, Investment and Industry Ministrial Meeting/TIIMM), Pemerintah Indonesia meminta dukungan negara-negara berkembang lainnya agar mendapatkan ruang untuk berkembang. Terlebih, negara-negara berkembang ini kaya akan sumber daya alam.
“Itu pun perdebatan panjang, Alhamdulilah saya sendiri yang memimpin delegasi tingkat menteri dan disetujui terjadi pemerataan penyebaran alur investasi,” kata Bahlil Lahadalia.
Load more