Lebih lanjut, dia mengatakan budaya tersebut sangat berdampak negatif bagi orang yang memiliki kinerja cukup baik, tetapi tidak dipilih karena harus bergiliran matra.
"Masa kita dipimpin oleh giliran, kita harus dipimpin oleh meritokrasi yang kerjanya paling bagus, melakukan koordinasi administratif, fungsi di matra-matra," terangnya.
"Kasihan, ada yang layak tetapi karena bukan gilirannya jadi bukan dia yang dapat posisi Panglima," tandas Nico. (saa/put)
Load more