Jakarta - Isu terkait dinamika cuaca di DKI Jakarta menjelang akhir tahun 2022 terus berkembang di masyarakat. BPBD DKI Jakarta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI AU dan BRIN, terdapat dua pola penanganan untuk TMC.
"Pertama, dengan metode 'jumping process' atau memprematurkan awan hujan untuk dicegat masuk ke wilayah Jakarta sehingga menjadi lurus dan hujan yang terjadi hanya sekedar gerimis," kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji, di Jakarta, pada Rabu (28/12/2022).
"Kedua, dengan pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah ini kondensasi," sambungnya.
Diketahui, TMC hanya efektif dilakukan pada pagi hari hingga pukul 17.00 dengan hasil efektif akan terjadi dalam 4-15 jam ke depan.
"TMC dapat disiapkan untuk dilaksanakan di Jakarta, apabila sudah ada penetapan status siaga darurat oleh kepala daerah. Terhadap hal ini, BNPB menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan TMC yang dibantu oleh TNI AU, BRIN, dan BMKG," pungkasnya.
Isnawa menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta pada hakikatnya siap dan siaga menghadapi ancaman potensi bencana hidrometeorologi jelang pergantian tahun 2023.
Sementara sebelumnya, BMKG telah merilis akan adanya potensi cuaca ekstrem di Jakarta pada periode tanggal 25 Desember 2022-1 Januari 2023. (agr/put)
Load more