Sepanjang tahun 2022, telah didistribusikan alat bantu kepada 1.145 PPKS dengan nilai bantuan Rp3.465.849.824 untuk program Indonesia Mendengar, untuk Indonesia Melihat menjangkau 2.116 dengan nilai Rp23.393.366,000 dan Indonesia Melangkah menjangkau 6.960 PPKS dengan nilai Rp10.138.310.459. Dengan demikian, total alat bantu telah menjangkau 9.229 PPKS dengan total bantuan Rp36.997.526.283
Dalam forum the High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities (HLIM-APDP) di Jakarta, kebijakan Kemensos dalam pemenuhan kebutuhan penyandang disabilitas mendapatkan pujian. HLIM-APDP menyepakati Jakarta Declaration.
Salah satu perhatian terhadap penyandang disabilitas di tengah ancaman bencana hidrometeorologi, Kemensos menyiapkan Difabel Relawan Tanggap Bencana (Difagana).
Mensos juga menginstruksikan kepada jajarannya termasuk unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh Indonesia untuk menggencarkan pembebasan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dari pemasungan. Kepada masyarakat, Mensos menyerukan agar tidak ada lagi pemasungan. Selain melanggar hak-hak mereka sebagai manusia, ODGJ juga bisa disembuhkan.
"Saya minta tidak ada lagi pemasungan. Penderita gangguan jiwa bisa disembuhkan dengan minum obat secara teratur," katanya. Mensos menekankan pentingnya memperkuat lingkungan inklusif, yang memberikan kesempatan sama bagi penyandang disabilitas meraih kemandirian dan kesejahteraan sejalan dengan prinsip no one left behind . Hal ini sejalan dengan tema HDI tahun 2022 yakni "Partisipasi Bermakna Memuji Pembangunan Inklusif yang Berkelanjutan".
Penerapan inovasi tidak hanya dipahami dalam konteks rekayasa teknologi, namun juga dalam implementasi program. Dalam program perlindungan sosial selama tanggap darurat, Kemensos tidak hanya menyalurkan bantuan logistik. Melalui UPT dan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kemensos meningkatkan pelayanan kepada pengungsi dengan menyediakan palet, dan membangun instalasi air bersih.
Di lokasi gempa Cianjur, Kemensos memberikan pelatihan vokasional kepada para pengungsi. Di antaranya ketrampilan memasak dalam program "dapur kreasi", menganyam, membuat batu bata untuk para pria, dan sebagainya. Di penghujung masa tanggap darurat, jajaran Kemensos mendirikan "Cafe Kreasi". "Dengan cafe ini, diharapkan menjadi bekal para pengungsi mandiri secara ekonomi pasca-gempa," kata Mensos.
Load more