Wajo, Sulawesi Selatan - Sudah lebih dari sebulan banjir melanda Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Air setinggi satu meter masih merendam ribuan rumah warga.
Banjir melanda kabupaten ini sejak akhir Agustus. Semenjak itu, ribuan rumah di sejumlah permukiman seperti di Kelurahan Laelo, Kelurahan Watallipue, dan Kelurahan Salomenraleng masih kebanjiran. Tinggi air bervariasi, mulai 50 sentimeter hingga 150 sentimeter.
Masih tingginya air di pemrukiman, membuat warga terpaksa menggunakan perahu untuk keluar masuk lingkungannya.
Air lambat surut diduga karena pembuangan menuju muara hanya melalui satu sungai yaitu Sungai Cendranae yang kini mulai mengalami pendangkalan.
Selain kecamatan Tempe, beberapa permukiman warga yag berada di pesisir danau Tempe, seperti di Kecamatan Belawa, Kecamatan Sabbangparu, dan Kecamatan Tanasitolo hingga kini juga masih terendam banjir.
Enam Desa Terisolasi di Luwu Sudah Bisa Dijangkau
Enam desa yang terisolasi pascabanjir bandang dan tanah longsor di wilayah Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, kini telah dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua.
Laporan Kepala Pelaksana (Kalaks) BPBD Kabupaten Luwu, Rahman Mandaria per Selasa (5/10) pukul 21.00 WIB, keenam desa tersebut sebelumnya sempat terisolasi setelah akses menuju wilayah Kecamatan Walenrang Barat masih tertutup material longsor. Namun jalur tersebut kini sudah dapat dijangkau, meski masih ada satu dusun di Desa Sangtandung yang masih terisolasi.
"Masih terdapat 1 Dusun terisolir di Desa Sangtandung, Kecamatan Walenrang Utara,” keterangan Rahman melalui teks.
Selain sulit dilalui, Rahman juga menambahkan bahwa kondisi akses jalur berada pada kawasan yang rawan dan dikhawatirkan dapat terjadi longsor susulan.
BPBD Kabupaten Luwu terus mengupayakan agar akses yang tertutup lumpur menuju wilayah yang masih terisolir tersebut dapat segera dibuka kembali dengan bantuan alat berat. (Puang Hendra Soetomo/act)
Load more