Jakarta - Anggota Komisi II DPR Mardani Ali Sera menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari sistem pemilu terbuka dan tertutup.
Mardani mengatakan kelemahan dari sistem pemilu tertutup atau hanya coblos partai adalah ketua umum partai bisa menjadi semena-mena dalam menentukan nomor urut kader.
"Jadi yang dekat dapat nomor urut yang baik. Yang tidak beprestasi belum tentu mendapatkan nomor urut yang baik. Padahal haknya rakyat mendapatkan calon yang berkualitas," kata Ketua DPP PKS dalam diskusi di Youtube PKS TV DPR RI, Jumat (6/1/2023).
Dia menilai oligarki akan pindah ke partai jika tidak ada perubahan di internal partai. Selain itu, Mardani menjelaskan dalam pemilu tertutup publik hanya bisa menilai brand dan party ID dari partai tersebut.
"Dan keterikatan partai ke masyarakat mana yang lebih baik. Biasanya kalau tertutup akan ada kaderisasi yang baik," ujar dia.
Sedangkan, kelebihan dari pemilu tertutup menurutnya adalah partai akan menjadi institusi yang lebih sehat. Sebab caleg-caleg dipilih oleh partai.
"Tidak akan terjadi kader batu loncat, misal 2004 dia kader Golkar, di 2009 dia kader Demokrat, dan selanjutnya PDIP," jelasnya.
Sementara itu, pada sistem pemilu terbuka publik bisa mengetahui siapa tokoh yang mendaftar menjadi caleg.
"Proporsional terbuka punya kelemahan karena setiap caleg punya peluang yang sama maka semua akan bekerja dan berusaha untuk mendapatkan suara terbanyak," kata Mardani.
"Biasanya partai yang party ID-nya belum kuat mereka akan berharap proporsional terbuka karena seluruh calegnya menjadi prajurit untuk mencari suara," tambah dia.
Menurut dia, meskipun pemilu terbuka membuat anggaran kampanye tinggi. Namun, KPU telah membuat aturan supaya anggaran yang dikeluarkan tak terlalu tinggi.
"KPU sekarang sudah sangat baik mencoba membatasi agar masa kampanye cuman 75 harii. Kemudian tempat-tempat untuk memasang atribut dibatasi upaya untuk low cost politic dan money politic dilakukan," tandas Mardani. (saa/put)
Load more