Pati, Jawa Tengah - Banyaknya kapal ikan yang belum bisa berangkat
karena terdampak pemberlakuan PP Nomor 85 Tahun 2021, ditambah musim
paceklik ikan bagi nelayan kecil membuat tangkapan nelayan menurun.
Akibatnya harga ikan naik karena pasokan ikan dari nelayan sedikit.
Kondisi ini membuat pengusaha fillet ikan skala rumahan di Pati Jawa
Tengah terancam gulung tikar karena harga jual ke pengepul justru
turun dan produksi fillet ikan juga menurun.
Harga ikan laut di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Juwana Pati Jawa
Tengah dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan menyusul
berkurangnya pasokan dari nelayan.
Berkurangnya pasokan ikan dari nelayan ini membuat harga ikan naik.
Harga ikan kocin yang sebelumnya Rp 8.500 per kilogram, kini naik
menjadi Rp 9.500 per kilogram.
Harga ikan campur yang dulunya Rp 4.000 per kilogram, kini naik
menjadi Rp 6.000 per kilogram. Sementara ikan permang sekarang naik
menjadi Rp 13.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp 11.000 per
kilogram.
Naiknya harga ikan ini dikeluhkan oleh para pengusaha fillet ikan
skala rumahan di Desa Bumirejo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.
Salah seorang pengusaha fillet ikan skala rumahan, Sri Wahyuni mengaku
usahanya terancam gulung tikar dengan naiknya harga bahan baku ikan di
pasaran saat ini. Pasalnya, biaya produksi menjadi membengkak.
“Saat ini musim paceklik ikan, pasokan ikan dari nelayan pun mulai
menurun mulai berkurang. Akibatnya harga ikan laut naik. Sebagai
pengusaha fillet ikan pendapatan kami pun jadi menurun karena biaya
produksi membengkak,” keluhnya.
Kondisi ini diperparah dengan harga jual fillet ikan ke pengepul
justru turun antara seribu rupiah hingga dua ribu rupiah per
kilogram. Selain itu, jumlah produksi juga menurun karena permintaan
pasar berkurang akibat lesunya ekonomi dampak pendemi Covid-19.
Naiknya harga ikan yang berimbas terhadap produksi fillet ikan yang
menurun ini membuat pengusaha fillet ikan skala rumahan di Juwana
mengurangi jumlah pekerja dan jam kerja untuk menekan pengeluaran.
Jika dalam kondisi normal biasanya mampu memperkerjakan sekitar 25
orang, kini berkurang hanya belasan pekerja yang masuk. Selain
itu jam kerja juga berkurang, pekerja hanya masuk setengah hari saja.
Fillet ikan hasil produksi Sri Wahyuni ini selain dipasarkan di Juwana
dan Pati, juga dipasarkan ke kota sekitar Pati untuk bahan baku
pembuatan kerupuk ikan, bakso ikan, nugget dan olahan ikan
lainnya.(Abdul Rohim/rif)
Load more