Jember, Jawa Timur - Terhitung sejak 1 Oktober 2021, BBM jenis Pertalite di SPBU Jember mengalami kelangkaan. Para pembeli khususnya pengendara motor harus rela antre panjang, untuk bisa mendapatkan BBM pertalite. Hal ini seperti yang tampak di SPBU Baratan, Kecamatan Patrang, Jember. Pengendara motor harus antre panjang, bahkan untuk BBM jenis pertamax, juga mengalami hal serupa.Saat dikonfirmasi kepada Pemilik SPBU Baratan Wahyu Nugroho, terkait kelangkaan BBM jenis pertalite itu terjadi selama seminggu belakangan. Pria yang juga akrab dipanggil Nuki ini menduga, kelangkaan itu dipicu adanya masalah di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap, yang merupakan salah satu dari 7 jajaran unit pengolahan di tanah air, yang memiliki kapasitas produksi terbesar.
"Kurang paham juga pastinya, karena belum ada pemberitahuan dari Pertamina. Tapi mungkin kapal (tanker) pertamina belum bisa sandar di pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi,” ujar Nuki saat dikonfirmasi melalui ponselnya.
Kata Nuki, dari info terakhir yang diterima, akhirnya Kapal Tanker Pertamina bisa bersandar. Tapi masih butuh waktu untuk proses pemindahan.
"Dari kapal butuh waktu 2 - 3 hari ke depan, untuk kemudian bisa terdistribusi ke Jember," katanya.
Dengan kondisi ini, lanjut Nuki, SPBU tempatnya juga mendapat pembatasan jatah.
"Kondisi sekarang (dinilai langka), hanya dapat 5 ribu liter. Padahal biasanya 15 ribu liter. Jadi ya tidak cukup untuk kebutuhan," ungkapnya.
Terpisah, salah seorang warga Patrang, Jember Wahyu mengatakan. Kondisi BBM Pertalite langka sudah sejak seminggu.
"Katanya semingguan ini. Bahkan kemarin saya sampai antre 2 jam baru bisa beli bensin (BBM)," kata Wahyu.
Kondisi antrean BBM jenis pertalite itu, juga berlaku untuk jenis Pertamax.
"Biasanya kan kalau pertalite ramai, pindah ke Pertamax. Tapi sama saja antre panjang. Bahkan tidak lama, tiba-tiba dibilang habis sama petugas. Itu saya alami sendiri. Akhirnya kalau gitu terpaksa beli eceran. Per botol biasanya Rp 10 ribu (BBM pertalite), sekarang juga naik Rp 2 ribu jadi Rp 12 ribu," tandasnya. (Sinto Sofiadin/rey)
Load more