Gunungkidul, DIY - Aplikasi PeduliLindungi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk uji coba pembukaan tempat wisata, selain CHSE dan beberapa syarat lainnya. Namun, beberapa tempat wisata di Gunungkidul, Yogyakarta yang terletak di daerah terpencil dengan geografis yang tidak merata membuat banyak diantaranya menjadi daerah blank spot atau susah sinyal.
Hal ini tentu menjadi kendala bagi persyaratan penerapan aplikasi PeduliLindungi yang tentu membutuhkan sinyal telekomunikasi. Sehubungan dengan hal ini Dinas Pariwisata Gunungkidul saat ini mulai memetakan destinasi wisata yang masih sulit sinyal telekomunikasi (blank spot).
Hal ini diungkapkan oleh Harry Sukmono, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul. Harry mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan identifikasi terkait kawasan wisata yang kesulitan sinyal atau blank spot.
"Destinasi yang berada di area blank spot kebanyakan berada di kawasan pantai," terang Hary saat dihubungi, Sabtu (9/10).
Harry menyebut pantai Wediombo, Kawasan Gunung Batur, Watu Lumbung, dan Pantai Siung, menjadi daerah blank spot sisi timur, sementara di bagian barat meliputi Pantai Ngedan, Gesing, Kesirat, dan Pantai Grigak.
"Untuk kawasan non-pantai, salah satunya berada di kawasan wisata Klayar di Kalurahan Kedungpoh, Nglipar, di sini memang sinyalnya tidak stabil," lanjutnya.
Harry melanjutkan, terkait kendala ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).
"Kendala sinyal ini menjadi sangat penting untuk dicarikan solusinya, karena akses aplikasi membutuhkan sinyal jaringan telekomunikasi," tandas dia.
Ditemui secara terpisah, Kepala Diskominfo Gunungkidul Wahyu Nugroho menyebut, faktor geografis Gunungkidul yang berbukit-bukit terutama kawasan pantai yang terletak di zona selatan/pegunungan seribu, membuat jangkauan sinyal memang mengalami kesulitan.
"Beberapa tempat memang tidak terjangkau sinyal, karena memang terpencil dan tidak rata geografisnya," terang Wahyu.
Wahyu mencontohkan kawasan Pantai Wediombo di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo. Di kawasan ini, banyak warga dan pelaku wisata mengaku kesulitan sinyal seluler.
"Ya ini akan menjadi masalah jika nanti kawasan wisata mulai uji coba untuk dibuka, pengunjung harus menscan barcode aplikasi PeduliLindungi, dan itu harus ada sinyal," terang Wahyu, "ada alternatif lain selain ketinggian pemancar, yaitu menggunakan kabel fiber optik yang ditarik ke wilayah kawasan Jepit."
Pihaknya berencana berkoordinasi dengan Diskominfo provinsi dan pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Wahyu berharap kendala biaya ini akan bisa diatasi selain dari CSR, pihak swasta juga dari pembiayaan anggaran pemerintah tahun 2022. (Lucas Didit/act)
Load more