Jakarta, tvOnenews.com - Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menggelar rapat terbatas bersama perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta.
Ada pun, rapat tersebut menjawab perintah langsung dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi. Di mana rapat itu membahas target menurunkan angka kemiskinan di tanah air harus yang ditekan di angka 0 persen.
Rapat yang digelar di Balai Kota DKI Jakarta ini pun membahas fenomena kependudukan di Jakarta yang tak lepas dari polemik fenomena kemiskinan ekstrem dan berkaitan langsung dengan stunting atau gizi buruk.
Tak hanya itu saja, dia juga minta anak buahnya melakukan upaya intervensi yang tepat terkait masalah kemiskinan ekstrem tersebut dengan tepat sasaran.
“Sasarannya harus tepat. Untuk itu, saya sudah minta kepada BKKBN untuk menetapkan sampel dan memastikan data-data yang ada di Carik Jakarta (yang juga sudah terkoneksi dengan BKKBN) selalu update dan sasarannya tepat,” kata dia, di Balai Kota DKI Jakarta, pada Senin (30/1/2023).
Kemudian, Heru meminta jajarannya melakukan pemetaan dan verifikasi data yang kemudian akan dicocokkan dengan program bantuan sosial Pemprov DKI Jakarta.
Sementara, melansir data dari Antara, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin di Ibu Kota turun dari 502 ribu pada Maret 2022 menjadi 494 ribu pada September 2022 atau secara persentase kemiskinan turun menjadi 4,61 persen.
Suasana rapat terbatas Pemprov DKI Jakarta membahas stunting dan kemiskinan, di Balai Kota DKI Jakarta, pada Senin (30/1/2023).
Statistik Ahli Madya BPS DKI Jakarta Dwi Paramita Dewi di Jakarta, Senin, menjelaskan berkurangnya jumlah penduduk miskin di Ibu Kota dipengaruhi indikator makro di antaranya meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan turunnya pengangguran.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota mencapai 5,94 persen pada triwulan tiga 2022, atau naik dibandingkan periode triwulan kedua 2022 yang mencapai 5,62 persen.
Kemudian tingkat pengangguran di Jakarta berkurang sebanyak 63 ribu dan ada penambahan sebanyak 138 ribu tenaga kerja.
BPS DKI mencatat dari 4,88 juta tenaga kerja di Jakarta pada periode Agustus 2022, sebanyak 3,08 juta di antaranya bekerja di sektor formal, sedangkan sisanya 1,80 juta lainnya bekerja di sektor informal. (agr/aag)
Load more