Jakarta, tvOnenews.com - Harga minyak goreng (migor) bersubsidi dari pemerintah, yakni Minyakita di Pasar Tradisional Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur mengalami kenaikan dan kelangkaan barang. Ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir.
Saat dikonfirmasi kepada beberapa kios pedagang pasar setempat di Pasar Rawamangun pada Minggu (5/2/2023), terbukti adanya kenaikan Minyakita di bulan Februari.
“Iya dulu harga dibanderol Rp14.000 ada capnya ya. Kita tidak bisa main harga itu. Sekarang banderolnya hilang, barangnya susah. Cukup signifikan dari harga awalnya Rp14.000 sekarang jadi Rp16.000 per pouch,” ujar May selaku pedagang sembako di Pasar Rawamangun.
Sebagai pedagang pasar, sampai saat ini belum ada realisasi kepastian penambahan program domestic market obligation [DMO] Minyakita selama 3 bulan, yaitu pada Februari—April 2023.
Jumlah tersebut sebesar 450.000 ton dari awalnya 300.000 ton seperti yang dijanjikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Rapat Evaluasi Pendistribusian Minyak Goreng Rakyat, Senin (31/1/2023).
“Harapan kita kedepannya stok Minyakita di pasar semakin meningkat karena dulu kita jual eceran tertinggi itu Rp14.000 sekarang jadi Rp16.000 hampir menyamai minyak curah seharga Rp17.000 per kilo,” kata Mujahid selaku pedagang sembako lainnya di Pasar Rawamangun.
Ketika ditanyai perihal harga sembako, Mujahid mengaku belum ada info kenaikan harga sembako lainnya walaupun bulan Ramadan akan segera tiba.
“Harga kebutuhan pokok belum terpantau naik ya sampai bulan ini. Cuma mungkin kalau menjelang Ramadan nanti pasti naik walaupun belum ada kepastian naiknya berapa,” ujarnya.
Seperti yang diketahui saat ini, kuota Minyakita yang disediakan pemerintah sebanyak 300.000 ton per bulannya.
Namun, tingginya harga Minyakita di pasaran disebabkan akan langkanya stok dan tingginya peminat Minyakita. Padahal kuota yang ditetapkan pemerintah sebanyak 300.000 ton per bulan.
Maka ketika banyak kalangan yang justru mengonsumsi Minyakita, pasokannya pun menjadi cepat habis. (nsa/nsi)
Load more